Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Yati, Terpaksa Melahirkan di Tepi Jalan Rusak...

Kompas.com - 05/10/2019, 19:58 WIB
Candra Nugraha,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

PANGANDARAN, KOMPAS.com - Yati (28) tak kuasa menahan lagi. Ia terpaksa melahirkan di tepi jalan desa, Jumat (4/10/2019) kemarin.

Momen itu berawal pada Jumat subuh saat Yati sudah merasa mulas.

Dukun beranak beserta sanak keluarganya berkumpul di rumahnya, Gunung Singkup, Dusun Desa, Desa Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

"(Keluarga) memutuskan bersama paraji (dukun beranak), (Yati) dibawa ke Poskesdes (pos kesehatan desa)," ujar Kepala Puskesmas Langkaplancar, Yana Taryana, Sabtu (5/10/2019).

Baca juga: Satu Pengungsi Gempa Maluku Kembali Melahirkan di Tenda Darurat

Menggunakan sepeda motor sang suami, Yati pun diantar menuju Poskodes yang terletak di dusun tak jauh dari dusunnya.

Baru berjalan sekitar 1,5 kilometer, mulas yang dialami Yati semakin hebat. Sampai-sampai suami tak tega melanjutkan perjalanan lantaran kondisi jalan rusak.

Sang suami kemudian menggendong Yati rebah di rerumputan tepi jalan.

Sang suami kebingungan. Ia tidak paham apa yang mesti dilakukan terhadap sang istri yang sudah berteriak-teriak ingin melahirkan. 

Baca juga: Saat Badai dan Hujan Lebat, Pengungsi Gempa Melahirkan Tanpa Bantuan Medis di Gubuk Reyot

Dukun beranak dan keluarganya tak mengikuti Yati dan sang suami. Sebab, mereka sedang menyiapkan tempat di rumah Yati untuk sang bayi ketika sudah lahir.

Tiba-tiba, ada seorang ibu yang melintas di jalan itu. Ia kemudian turut membantu menenangkan Yati.

Rupanya, kelahiran sang buah hati sudah di depan mata. Akhirnya, dengan bantuan ibu-ibu yang tak dikenalnya, Yati menjalani proses persalinan di tepi jalan rusak tersebut.

Warga yang datang semakin banyak. Mereka menaruh simpati.

Mereka kemudian ikut membantu kelancaran proses persalinan itu dengan menutup lokasi persalinan dengan kain seadanya.

Bahkan, kain yang digunakan tidak dapat menutup proses persalinan seluruhnya. Kain itu mungkin hanya menutupi satu sisi saja. 

Baca juga: 4 Ibu Hamil Melahirkan Bayi di Lokasi Pengungsian Gempa di Seram Barat

Beruntung, dukun beranak tiba di lokasi. Selain itu, bidan desa yang dikabari warga juga datang untuk membantu proses persalinan.

"(Tapi, setelah mereka datang), posisi bayi sudah di luar," ujar Yana.

Dukun beranak dan bidan desa pun hanya kebagian tugas memotong talu pusar sang bayi.

Buah hati Yati berjenis kelamin perempuan. Beratnya 3,8 kilogram.

Sorak sorai serta keriuhan warga tiba-tiba terjadi setelah bayi tersebut lahir dalam keadaan selamat.

Baca juga: Cerita Bahagia Pengungsi Gempa Maluku, Melahirkan di Tenda Darurat dan Diberi Nama oleh Wagub

Yana mengatakan, Yati memang memiliki riwayat mudah bersalin. Anak pertamanya pun lahir dengan proses persalinan yang mudah.

"Riwayat anak pertamanya juga begitu, tak lama setelas mulas langsung keluar. Mudah bersalin," jelas Yana. 

 

Kompas TV Menteri Susi Pudjiastuti sudah hampir 5 tahun membantu Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Susi Pudjiastuti mengaku senang bisa bekerja sebagai menteri di bawah kepemimpinan Presiden Joko widodo pada Kabinet Kerja periode 2014-2019. Apa kesan Menteri Susi Pudjiastuti terhadap Presiden Jokowi selama ini? Susi Pudjiastuti mengatakan: Saya pikir beliau (Jokowi) pribadi yang luar biasa, saya kan seumur hidup tidak pernah kerja buat orang, baru kali ini, ya saya pikir senang, luar biasa. Susi Pudjiastuti berharap Menteri Kelautan dan Perikanan selanjutnya bisa menjadi lebih baik darinya dalam menjaga kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan. #susipudjiastuti #menterijokowi #presidenjokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com