Informasi mengenai tewasnya dr Soeko juga mendapat perhatian khusus dari kantor perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua.
Profesi dr Soeko sebagai seorang pekerja kemanusiaan seharusnya bisa mendapat perlindungan lebih dari semua pihak.
Karena itu, Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua Fritz Ramandey menganggap tewasnya dr Soeko saat kerusuhan Wamena sebagai sebuah kejahatan yang tidak biasa.
"Jadi kalau ada kejahatan ditujukan kepada para guru, tenaga medis, ini kejahatan terhadap pekerja kemanusiaan karena ini dikategorikan kejahatan terhadap pekerja kemanusiaan," tuturnya.
Dari sedikitnya jumlah pekerja kemanusiaan yang dengan suka rela meminta bertugas di wilayah pedalaman, tewasnya dr Soeko menjadi duka bagi seluruh masyarakat Papua.
"Sangat sangat disayangkan dan Komnas HAM menyampaikan turut berdukacita," kata Fritz yang saat ini tengah berada di Wamena.
Baca juga: Gubernur Papua Minta Warga Wamena Tak Takut dan Kembali ke Rumah
Hingga Rabu (25/9/2019), total korban tewas kerusuhan Wamena sebanyak 32 orang dan 75 luka-luka.
Kemudian 80 kendaraan roda empat, 30 kendaraan roda dua, 150 rumah dan pertokoan, serta 5 perkantoran hangus terbakar.
Saat ini sekitar 5.000 warga Wamena memilih mengungsi di 4 titik pengungsian yang ada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.