Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan Ekstrem Tahun Ini Membuat Warga Menoreh Menderita

Kompas.com - 22/09/2019, 20:26 WIB
Dani Julius Zebua,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Joko yang mantan Kepala Desa Purwoharjo ini mengungkapkan, selain Junut ada Dusun Plarangan, Puyang, Kalinongko, dan Bangunharjo. Rata-rata dusun didiami 70-130 kepala keluarga.

Komunitasnya, kata Joko, kerap membantu memfasilitasi bantuan pemerintah agar sampai tepat sasaran pada masyarakat.

“Termasuk membantu meringankan warga yang kekurangan air. Kondisi ini kekurangan air, hari ini bisa dilaksanakan di masyarakat yang benar membutuhkan,” katanya.

Baca juga: Perjuangan Warga Saat Kekeringan, Lewati Bukit, Ambil Air yang Mengalir di Bebatuan

Kesulitan air bersih sejak 2004

Kepala Dukuh Junut mengungkapkan, kesulitan air di musim kering bahkan sudah dirasa sebelum tahun 2004 sampai sekarang.

Banyak warga yang sudah menggali sumur antara 15-20 meter. Tapi, pada puncak kemarau sumur tetap mati.

Bantuan pemerintah pun jadi jalan keluar.

“Ya terpaksa sabar saja seperti ini, setiap kali dropping harus bagi-bagi gini. Kalau tidak sabar antre ambil di sumur, dan harus nyiduki. Sekarang nyelang (menggunakan selang) berhenti. Sekarang bareng-bareng (sama-sama) ambil air ke sana,” katanya.

Baca juga: Dilanda Kekeringan Ekstrem, 2 Juta Liter Air Bersih Disalurkan ke Sejumlah Desa di Kulon Progo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com