KOMPAS.com - Nama Esemka melejit saat Joko widodo menjabat sebagai Wali Kota Solo. Kala itu Joko Widodo sempat menggunakan mobil Esemka sebagai kendaraan dinasnya.
Esemka berawal dari Sukiyat, seorang seorang pemilik bengkel Kiat Motor yang memberi gagasan untuk membuat sebuah mobil.
Sukiyat sering membantu siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang otomotif di wilayah Solo dan Jawa Tengah.
Setelah melalui perjalanan panjang akhirnya mobil Esemka diluncurkan.
Baca juga: Ini Komentar Jokowi Saat Jajal Kiat Esemka 2012 dan Esemka Bima 2019
Pada Jumat (6/9/2019), Presiden Jokowi meresmikan pabrik otomotif PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Boyolali, Jawa Tengah.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menjajal mobil pikap Esemka Bima berwarna putih. Jokowi mengatakan meski baru produksi pertama, kualitas Esemka Bima dinilai sudah cukup baik.
"Kalau ada kurang-kurang dikit, ya namanya juga pertama. Tapi sudah sangat bagus untuk produksi pertama," ungkap Jokowi.
Baca juga: Jokowi Saat Jajal Esemka: Kalau Ada kurang-kurang Dikit, Namanya Juga Pertama
Pada Mei 2015 mobil Esemka sudah dalam proses perizinan produksi di Kementerian Perindustrian. Dikuartal IV 2016, sempat disebut mobil Esemka akan banyak beredar di Indonesia.
Saat itu produksi sudah mulai dilakukan di pabrik di Bogor, namun belum untuk dikonsumsi secara massal.
Pada tahun 2018, dua tipe mobil Esemka lolos uji emisi dan lolos uji tipe kendaraan, yakni tipe Bima 1.0 dan 1.3 L untuk mobil barang, serta tipe Garuda I 2.0 untuk mobil penumpang.
Untuk tahap awal Esemka fokus memproduksi kendaraan niaga ringan yakni Bima 1.2 dan 1.3 yang sama-sama menggunakan mesin bensin,
Baca juga: Fakta Esemka yang Diresmikan Jokowi, Muncul Tahun 2012 hingga Pengembangannya Sempat Mandek
Mobil yang dipilih adalah jenis pikap karena memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Esemka, yakni menggerakkan perekonomian di daerah khususnya wilayah pinggiran.
Selain itu, mobil jenis pikap menyasar konsumen yang berada di pedesaan, karena secara harga dan spesifikasi sangat cocok digunakan untuk menunjang kebutuhan bisnis sehari-hari.
Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) Eddy Wirajaya, menjelaskan harga produknya kisaran Rp 150 juta.