Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Esemka Bima, Harga di Bawah Rp 100 Juta hingga Bisa Diubah Jadi Angkot

Kompas.com - 06/09/2019, 16:22 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Nama Esemka melejit saat Joko widodo menjabat sebagai Wali Kota Solo. Kala itu Joko Widodo sempat menggunakan mobil Esemka sebagai kendaraan dinasnya.

Esemka berawal dari Sukiyat, seorang seorang pemilik bengkel Kiat Motor yang memberi gagasan untuk membuat sebuah mobil.

Sukiyat sering membantu siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang otomotif di wilayah Solo dan Jawa Tengah.

Setelah melalui perjalanan panjang akhirnya mobil Esemka diluncurkan.

Baca juga: Ini Komentar Jokowi Saat Jajal Kiat Esemka 2012 dan Esemka Bima 2019

Pada Jumat (6/9/2019), Presiden Jokowi meresmikan pabrik otomotif PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Boyolali, Jawa Tengah.

Selain itu, Presiden Jokowi juga menjajal mobil pikap Esemka Bima berwarna putih. Jokowi mengatakan meski baru produksi pertama, kualitas Esemka Bima dinilai sudah cukup baik.

"Kalau ada kurang-kurang dikit, ya namanya juga pertama. Tapi sudah sangat bagus untuk produksi pertama," ungkap Jokowi.

Baca juga: Jokowi Saat Jajal Esemka: Kalau Ada kurang-kurang Dikit, Namanya Juga Pertama

 

Lolos uji tahun 2018

Pada Mei 2015 mobil Esemka sudah dalam proses perizinan produksi di Kementerian Perindustrian. Dikuartal IV 2016, sempat disebut mobil Esemka akan banyak beredar di Indonesia.

Saat itu produksi sudah mulai dilakukan di pabrik di Bogor, namun belum untuk dikonsumsi secara massal.

Pada tahun 2018, dua tipe mobil Esemka lolos uji emisi dan lolos uji tipe kendaraan, yakni tipe Bima 1.0 dan 1.3 L untuk mobil barang, serta tipe Garuda I 2.0 untuk mobil penumpang.

Untuk tahap awal Esemka fokus memproduksi kendaraan niaga ringan yakni Bima 1.2 dan 1.3 yang sama-sama menggunakan mesin bensin,

Baca juga: Fakta Esemka yang Diresmikan Jokowi, Muncul Tahun 2012 hingga Pengembangannya Sempat Mandek

 

Harga di bawah Rp 150 juta

Presiden Jokowi mencoba mobil Esemka di pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah.Foto: Setpres Agus Suprapto Presiden Jokowi mencoba mobil Esemka di pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah.
Untuk tahap awal, Esemka akan bermain di segmen kendaraan niaga ringan melalui Bima 1.200 cc dan Bima 1.300 cc.

Mobil yang dipilih adalah jenis pikap karena memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Esemka, yakni menggerakkan perekonomian di daerah khususnya wilayah pinggiran.

Selain itu, mobil jenis pikap menyasar konsumen yang berada di pedesaan, karena secara harga dan spesifikasi sangat cocok digunakan untuk menunjang kebutuhan bisnis sehari-hari.

Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) Eddy Wirajaya, menjelaskan harga produknya kisaran Rp 150 juta.

"Pastinya sebagai pendatang baru kita harus memberikan perbedaan yang signifikan agar orang bisa melirik produk kita. Angka pastinya tunggu tanggal main saja, tapi yang jelas akan di bawah Rp 150 juta," ucap Eddy.

Baca juga: Jajal Esemka Bima, Presiden Jokowi: Feeling Saya Laku Keras

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan mobil niaga Esemka bisa memiliki fungsi lebih.

"Saya pikir ini bagus ya, Esemka ini punya peluang karena harganya kompetitif. Selain itu, mobil ini kan juga multifungsi karena bisa dijadikan juga sebagai angkutan penumpang," ujar Budi kepada wartawan di Boyolali, Jumat (6/9/2019).

Mobil angkutan penumpang yang dimaksud Budi adalah transportasi umum seperti angkotan kota (angkot) yang banyak menggunakan basis pikap.

Dengan konsep pikap, Budi mengatakan bukan tidak mungkin bila nantinya Esemka akan ikut dilirik oleh para pengusaha angkot, terutama di daerah-daerah.

"Peluang Esemka untuk angkutan kecil-kecil itu sangat dimungkinkan, termasuk juga untuk kendaraan transportasi online (pengangkut barang)," ujar Budi.

Baca juga: Resmikan Pabrik Esemka, Presiden Jokowi: Ini Merek Kita Sendiri

 

Spesifikasi Esemka Bima

Dilansir dari Kompas.com, pikap Bima 1.300 cc mengusung teknologi Single Over Head Camshaft atau SOHC.

Mesin mobil disebut akan menggunakan turbo, namun tidak ada keterangan mengenai daya dan torsinya.

Selain dari kubikasi mesin, perbedaan antara Bima 1.200 dan 1.3000, yaitu dari kapasitas ruang kargo.

Model 1.300 akan memiliki kargo dengan dimensi yang lebih besar. Kedua pikap itu akan menggunakan jenis mesin yang sama dan berbahan bakar bensin.

Keputusan ini, demi mengejar kemudahan dalam perawatan yang dianggap lebih fleksibel dibandingkan diesel.

Baca juga: Jokowi, Esemka, dan Polemik Politiknya...

 

Bukan mobil nasional

Pabrik ESEMKA diresmikan Presiden Joko Widodo, Jumat (6/9/2019)Kompas.com Pabrik ESEMKA diresmikan Presiden Joko Widodo, Jumat (6/9/2019)
Eddy Wirajaya, Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi di Jakarta, beberapa waktu lalu mengatakan Esemka bukan mobil nasional, sebab Esemka merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembuatan atau produksi mobil.

"Kami bukan mobil nasional, tapi kami murni Indonesia. Kami produksi mobil di Indonesia dengan menggunakan tenaga dari Indonesia," ucap Eddy Wirajaya.

Ia juga mengatakan Esemka beroperasi tanpa adanya fasilitas khusus dari pemerintah atau sama dengan pabrik mobil lain.

Baca juga: Esemka Buatan Anak Bangsa, tapi Bukan Mobil Nasional

Manajer Produksi PT Solo Manufaktur Kreasi Dias Iskandar Saputra mengatakan, pabrik Esemka mampu menghasilkan 40 mobil per hari.

Produksi saat ini pun dilakukan pada dua model prototipe, yakni jenis pikap 1.200 cc dan 1.300 cc, dengan kandungan komponen lokal yang diklaim mencapai 60 persen.

"Di pabrik ini kami ada diesel line, gasoline line, monocoque line, lalu nanti yang akan datang itu ada welding dan body painting. Untuk diesel difungsikan merakit mesin diesel 1.8 L, 2.5L, dan 2.7L, untuk yang bensin itu untuk kapasitas 1.2 (liter) dan 1.3 (liter)," ucap Dias.

SUMBER: KOMPAS.com (Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Labib Zamani, Ariska Puspita Anggraini, Stanly Ravel, Aditya Maulana, Ruly Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com