Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Amin Rais: Rebut Hati Warga Papua

Kompas.com - 01/09/2019, 08:46 WIB
Markus Yuwono,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengajak semua pihak bergandengan tangan untuk menyelesaikan konflik Papua.

Mengirim pasukan bukan solusi untuk mereka tetapi bagaimana merebut hati warga papua dengan kemanusiaan.

"Saya hampir tiap jam mengikuti perkembangan kerusuhan di papua itu, jadi saya punya tesis, punya analisa sederhana bahwa yang terjadi itu dadakan dalam perang," Kata Amien Rais setelah mengikuti Pengajian akbar dan pelantikan pimpinan daerah pemuda Muhammadiyah Kabupaten Gunungkidul di Bangsal Sewoko Projo, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Sabtu (31/8/2019) malam

Baca juga: Rusuh di Jayapura, Polisi Duga Pesan Damai Belum Sampai ke Masyarakat

"Bahwa itu adalah kalau perang itu kasus belum atau casus belli (aksi atau insiden yang memicu peperangan) sehingga yang di permukaan adalah mencerminkan apa yang sudah puluhan tahun dibawah permukaan itu di mana teman-teman Papua merasakan adanya ketidakadilan," ucapnya.

Menurut dia, permasalahan tersebut antara lain lingkungan atau ekologi hancur sementara orang Papua hanya menerima ampasnya. Apalagi hasil pertambangan yang melimpah ruah itu dibawa ke luar negeri.

"Sementara orang Papua hanya jadi penonton. Kalaupun toh ada yang menetes ke teman-teman Papua itu nggak sama satu permin, seperseribu tidak ada," ujarnya.

Baca juga: Doa Istri Pasukan Brimob yang Dikirim ke Papua: Semoga Cepat Pulang dengan Selamat...

Ia melanjutkan, saat ini tak penting lagi bicara angka soal otonomi daerah khusus Papua dan tidak perlu lagi mengirim pasukan tambahan untuk keamanannya.

"Tetapi bagaimana kita bisa memenangkan merebut hati dan pikiran saudara di Papua," ucapnya.

Mantan Ketua PP Muhammadiyah ini menilai hal itu bisa terwujud jika asumsi dasarnya tidak ada perbedaan antara Papua dan non Papua.

"Jawa, Sumatera, Sunda Bugis Toraja Papua itu sama, masalahnya ada mengatakan mereka beda. Jangan begitu dong, jadi dalam Islam warna kulit, bentuk muka, tidak ada bobotnya," katanya.

Baca juga: 30 Orang Jadi Tersangka Rusuh di Jayapura, Berikut Dugaan Pelanggaran yang Dilakukan

Saat ini waktunya mendesak, semua tokoh diharapkan duduk bersama bersama tokoh Papua, untuk membicarakan masalah terjadi.

"Kalau mengirim tentara lagi mereka semakin galak," katanya.

Amien meyakini pendekatan manusia dan dari hati akan membawa kebaikan. Apalagi selama ini warga di Papua merasa kurang diperhatikan.

Dia menganalogikan dihempaskan, sehingga jauh tertinggal dengan wilayah lainnya di Indonesia. Padahal punya personila ada, anggaran cukup, tidak sampai ke sana.

"Oleh karena itu tidak usah saling menyalahkanlah, sudah waktunya kita duduk bersama-sama, tidak ada lagi yang mengatakan penumpang gelap, penumpang setengah gelap dan lain-lain, nanti malah kacau balau," ucapnya.

Kompas TV Polda Papua menahan 64 orang perusuh dalam demo di Jayapura 29 Agustus lalu yang berujung aksi anarkistis. Usai pemeriksaan polisi menetapkan 28 orang sebagai tersangka dugaan pengrusakan pembakaran dan penjarahan serta kepemilikan alat tajam. Sementara itu Polda Metro Jaya juga sudah tetapkan dua orang sebagai tersangka kasus pengibaran bendera bintang kejora di depan Istana Merdeka Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. Sapa Indonesia Malam akan mengulasnya bersama Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol A.M Kamal. #Papua #KerusuhanPapua #PapuaBarat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com