Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kakek 80 Tahun Bertahan Hidup di Gubuk Reyot, Makan dari Belas Kasihan Tetangga

Kompas.com - 21/08/2019, 11:14 WIB
Sukoco,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Parno mengaku memang tidak memasak karena tidak mempunyai uang untuk membeli peralatan dapur.

Untuk makan sehari-hari Parno lebih banyak diberi oleh tetangganya yang iba dengan nasibnya.

"Makan dikasih sama tetangga, saya sering bantu bantu di situ nyetak bata. Tidak enak kalau dikasih makan terus,” katanya.

Sehari hari kalau tidak membantu tetangganya membuat bata Parno bekerja serabutan.

Kadang bekerja sebagai buruh tanam tebu, kadang bekerja membelah kayu, yang paling sering adalah mencari bambu untuk dijual keliling desa.

“Kadang tiga hari tidak ada pembeli bambu. Kalau ada paling untungnya hanya Rp 25.000,” ucapnya.

Baca juga: Kisah Kakek Kamijan, Andalkan Ketela Pohon untuk Bertahan Hidup

Tak pernah terima bantuan

Meski gubuk yang dihuninya hampir roboh, selama ini Parno tidak pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah, baik beras miskin maupun bantuan lainnya.

Parno hanya berharap ada warga yang baik hati memberikan bantuan untuk merenovasi gubuknya yang hampir roboh.

“Harapannya bisa memperbaiki gubuk ini saja, biar musim hujan nanti tidak bocor dan tidak roboh,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com