Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Berkurban dari Nenek Sahnun, 5 Tahun Menabung dari Hasil Memulung...

Kompas.com - 10/08/2019, 06:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - "Saya mau bayar sendiri, tabungan saya ndak cukup, mana bisa ke Mekkah," kata nenek Sahnun, Jumat (9/8/2019).

Nenek pemulung di Kota Mataram tersebut menolak umrah gratis yang diberikan Nur Rima Al-Waali (NRA) Travel, perusahaan perjalanan haji asal Jakarta.

NRA menghadiahkan umrah gratis setelah mengetahui kisah nenek Sahnun yang berkurban sapi senilai Rp 10 juta dari uang yang dikumpulkannya selama bertahun-tahun dari pekerjannya sebagai pemulung.

Pemberian hadiah tersebut dilakukan di emperan sebuah warung tempat Sahnun menyimpan barang hasil memulungnya.

Baca juga: Kisah Nenek Sahnun, Pemulung yang Berkurban Sapi Dapat Hadiah Umrah

"Mana mungkin, bukan ndak mau, tapi mana mungkin," kata Sahnun sambil keheranan saat diberi hadiah umrah.

Ia kemudian meneteskan air mata tak percaya karena impiannya untuk berangkat ke Mekkah dapat terwujud.

"Mau saya, tapi ndak percaya. Ibu saya sudah meninggal, Bapak saya sudah meninggal, saya mana bisa ke sana, uang siapa?" kata Sahnun.

Pemandangan mengharukan terlihat ketika Rehan, sahabat Sahnun, mengenakan hijab merah muda pada Sahnun sebagai tanda dia akan segera menuju Tanah Suci.

Baca juga: Fakta Pasangan Kakek Nenek Meninggal di Hari yang Sama, Menikah Puluhan Tahun hingga Ingin Dimakamkan Bersama

 

Digigit anjing

Sahbun (60), Pemulung yang dikenal gigih menerima hadiah umroh dari sebuah perusahaan perjalanan ibadah haji dan umrah di Jakarta,  Nur Rima Al-Waali (NRA) travel.FITRI R Sahbun (60), Pemulung yang dikenal gigih menerima hadiah umroh dari sebuah perusahaan perjalanan ibadah haji dan umrah di Jakarta, Nur Rima Al-Waali (NRA) travel.
Penyerahan hadiah umrah kepada nenek Sahnun seharusnya dilakukan saat pengajian Majelis Ta'lim Nurul Iman, Karang Jangkong.

Namun acara tersebut batal dilakukan karena nenek Sahnun digigit anjing saat memulung botol plastik di lingkungan Cakranegara, Kota Mataram.

"Semestinya hari ini dia harus ke IGD Rumah Sakit Provinsi NTB, Dinas Peternakan dan pertanian Kota Mataram sudah siapkan suntikan anti rabies," kata Raehan, sahabat dekat Sanhun, Jumat (9/8/2019).

Meski kaki kanannya sakit karena gigitan anjing piaraan warga, Sahnun pantang untuk meninggalkan kerjanya sebagai pemulung.

Baca juga: Kisah Nenek Pemulung Menabung 5 Tahun untuk Beli Sapi Kurban

Hingga akhirnya pihak NRA menemui nenek Sahnun di tempatnya menyimpan hasil memulung di emperan toko.

Izza dari NRA menyampaikan bahwa NRA Travel memberikan hadian umrah pada Sahnun, karena kegigihan dan upayanya yang keras untuk berkurban sapi di Hari Raya Idul Adha.

"Pimpinan kami memberikan umrah gratis pada nenek Sahnun, karena tergerak mengingat apa yang dilakukan nenek Sahnun sangat menginspirasi banyak orang. Semoga ini diterima nenek Sahnun," kata Izza.

Rencananya, nenek Sahnun akan berangkat umrah pada November 2019 nanti.

Baca juga: 25 Tahun Menabung, Pemulung Lamongan Akhirnya Berangkat Haji

 

5 tahun menabung untuk beli sapi kurban

Nenek Sahnun (60) yang mampu berkuban sapi, ditemui di jalan saat memulung hingga ke tempat tinggalnya.Idham Khalid Nenek Sahnun (60) yang mampu berkuban sapi, ditemui di jalan saat memulung hingga ke tempat tinggalnya.
Kisah nenek Sahnun (60), pemulung yang tinggal di tengah Kota Mataram menjadi pembicaraan di media sosial.

Nenek Salhun menyerahkan uang sebesar RP 10 juta kepada pengurus Masjid Nur Iman untuk berkurban sapi.

Kaling, pengurus Masjid Nur Iman bercerita saat pengajian rutin di hari Kamis, Sahnun spontan menyerahkan uang Rp 10 juta untuk berkurban. Hal tersebut bahkan membuat para ibu yang ahdir di pengajian tersebut tercengang kaget.

"Dia langsung spontan saja menyebutkan Rp 10 juta, makanya kita kaget. Dia hanya pemulung kok bisa, ibu-ibu reaksi pada bengong melihat Sahnun memberikan uang senilai Rp 10 juta," kata Kaling.

Baca juga: Menabung 26 Tahun dari Mengais Botol Bekas, Pemulung Ini Akhirnya Naik Haji

Sehari-hari nenek Sahnun bekerja sebagai pemulung. Pengemudi ojek online, Haerudin bercerita bahwa Sahnu tidak pernah terlihat meminta-minta seperti pengemis.

"Dari dulu nenek ini saya liat duduk di emperan mal, tapi tidak pernah minta-minta. Kalau dikasihpun dia tidak mau," kata Haerudin.

Nenek Sahnun hidup sebatang kara di Mataram setelah kedua orangtuanya meninggal. Sahnun juga mengaku sudah lama tidak bertemu dengan keluarga atau kerabatnya yang lain.

Bahkan saat ditanya alasannya berkurban, Sahnun memilih diam dan hanya melempar senyuman kecil dengan anggukan. Makna yang menandakan bahwa niatnya untuk berkurban tidka ingin diketahui banyak orang.

Seperti kutipan dari Ibn Al-Qayyim yang mengatakan bahwa ikkhlas adalah perpaduan antara keinginan dan niat seseorang.

Mungkin itu yang dirasakan oleh nenek Sahnun sekarang.

Sumber: KOMPAS.com (Idham Khalid, Fitri Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com