Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nenek Sahnun, Pemulung yang Berkurban Sapi Dapat Hadiah Umrah

Kompas.com - 09/08/2019, 12:58 WIB
Fitri Rachmawati,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Bila memang rejeki, pasti tak akan kemana. Kalimat itu nampaknya pantas untuk Sahnun (60), pemulung yang berkurban sapi di Hari Raya Idul Adha tahun ini.

Tak ada yang menyangka tayangan kisah nenek Sahnun di Kompas TV, bakal menggugah hati banyak orang, termasuk sebuah perusahaan perjalanan ibadah haji dan umrah di Jakarta, Nur Rima Al-Waali (NRA) Travel.

NRA memberi hadian umrah gratis pada nenek yang dikenal gigih ini.

Pihak NRA sempat kebingungan mencari nenek Sahnun. Serah terima hadiah umrah yang seharusnya diserahkan saat pengajian Majelis Ta'lim Nurul Iman, Karang Jangkong, batal dilakukan.

Ternyata, nenek Sahnun mengalami musibah. Sebelum menerima hadiahnya, nenek Sahnun  digigit anjing saat memulung botol plastik di lingkungan Cakranegara, Kota Mataram.

"Semestinya hari ini dia harus ke IGD Rumah Sakit Provinsi NTB, Dinas Peternakan dan pertanian Kota Mataram sudah siapkan suntikan anti rabies," kata Raehan, sahabat dekat Sanhun, Jumat (9/8/2019).

Begitulah Sahnun, meski kaki kanannya sakit karena gigitan anjing piaraan warga, Sahnun pantang untuk meninggalkan kerjanya sebagai pemulung.

Baca juga: Kisah Nenek Pemulung Menabung 5 Tahun untuk Beli Sapi Kurban

Sempat menolak

Acara penyerahan berubah di emperan toko dan warung, tempat Sahnun menyimpan hasil memulungnya.

Meski demikian, pihak NRA Travel juga tak mudah memberi hadiah. Jika kebanyakan orang akan menyambut gembira hadiah, Sahnun justru sempat menolaknya.

"Saya mau bayar sendiri, tabungan saya ndak cukup, mana bisa ke Mekkah," kata nenek Sahnun menolak.

Perwakilan NRA travel di Lombok Izza menjelaskan dengan baik maksud dan tujuan mereka memberi hadiah. Kepala Lingkungan Karang Jangkong Nazamuddin turut memberi penjelasan dengan bahasa yang lebih mudah dipahami Sahnun.

"Ini Hadiah gratis, NRA namanya, mau ajak Sahnun ke tanah suci, mau ya" kata Nazamuddin disambut gelengan kepala Sahnun.

Warga sekitar ikut memberi penjelsan. Namun, Sahnun tetap tak percaya.

"Mana mungkin, bukan ndak mau, tapi mana mungkin," kata Sahnun sambil keheranan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com