Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membuka Jalur Evakuasi di Atas Cincin Api...

Kompas.com - 09/08/2019, 10:30 WIB
Firmansyah,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Ia mengisahkan, jalan sepanjang 1,3 kilometer tersebut sebetulnya telah lama ada. Namun, dalam kondisi buruk, setapak, terjal, sempit. Bila hujan turun jalan jadi berlumpur dan licin.

Jalan itu hanya dapat dilalui kendaraan roda dua. Terdapat jembatan kayu dengan lebar 1 meter dan panjang 2 meter. Namun, kondisinya sudah lapuk dan memprihatinkan jika digunakan untuk menyeberangi sungai kecil.

Jembatan itu berlaku ganda bisa penyelamat atau penghambat bila terjadi bencana.

Pada tsunami 2007, ia katakan ada satu orang ibu hamil yang mengalami keguguran ketika evakuasi ancaman tsunami.

"Saat itu tahun 2007 ada peringatan tsunami setelah gempa besar. Ribuan warga berduyun-duyun melintasi jalur tersebut dalam kondisi becek dan berlumpur. Ada satu orang ibu terjatuh dari motor karena jalan terjal dan licin. Akibatnya bayi di kandungan ibu itu meninggal dunia," cerita Suyanto.

Terdapat juga kisah lain warga meninggal dunia karena panik lalu terjatuh di jalan berlumpur saat terjadi ancaman tsunami. Tidak kurang dua orang telah meninggal dunia saat evakuasi dilakukan.

"Semua meninggal karena buruknya akses jalan evakuasi," tuturnya.

Ia mengaku tenang saat TNI bersama warga selama satu bulan penuh dalam program TMMD menyelesaikan jalan evakuasi itu. Selain berfungsi sebagai jalur evakuasi gempa dan tsunami, jalan tersebut berguna sebagai akses pemasok logistik bencana dari luar.

"Jalan itu sekarang berguna sebagai evakuasi sekaligus akses penyuplai logistik untuk pengungsi agar warga tidak terisolasi bila terjadi gempa dan tsunami," ujarnya.

Baca juga: Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Sitaro, Sulawesi Utara

Kompas.com menyusuri jalur evakuasi tersebut. Kondisi jalan dikoral padat sepanjang 1,3 kilometer dengan lebar 8 meter.

Terdapat tiga  jembatan permanen kokoh yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat termasuk truk untuk evakuasi. Jalur tersebut menghubungkan permukiman warga ke tempat tinggi bila ancaman tsunami datang.

Camat Kampung Melayu, Rosminiarty menyebutkan, jalur evakuasi yang dibangun itu bila terjadi bencana gempa dan tsunami dapat menyelamatkan lebih dari 20.000 jiwa warga.

Terdapat lebih dari 10 kelurahan yang bergantung pada jalur tersebut. Maklum kawasan itu  hanya berjarak 2 kilometer dari tepi pantai.

"Lebih dari 20.000 jiwa dan puluhan kelurahan menggunakan akses jalan evakuasi bencana ini bila terjadi gempa besar dan tsunami untuk lari ke tempat tinggi. Jalan ini sangat dibutuhkan," jelas Rosminarty.

Siaga bencana

Komandan Kodim (Dandim) 0407 Kota Bengkulu, Letkol (Arm) Yose Rizal Saaf mengatakan, dipilihnya Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu sebagai lokasi TMMD karena pertimbangan warga membutuhkan akses jalan evakuasi bencana tsunami ke tempat lebih tinggi.

"Warga butuh jalan evakuasi bencana, selama ini jalan dipakai warga dinilai masih rentan bila terjadi gempa dan tsunami karena jaraknya sangat dekat dengan bibir pantai," kata Yose.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com