Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan ke Tatarstan, Sultan Berharap Yogyakarta Mampu Menjaga Garis Imajiner

Kompas.com - 31/07/2019, 14:46 WIB
Amir Sodikin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KAZAN, KOMPAS.com — Kunjungan delegasi Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ke Republik Tatarstan diharapkan mampu mendorong DIY untuk menjaga situs warisan budaya atau heritage.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di sela-sela kunjungan kerja di Kazan, Tatarstan, Rabu (31/7/2019), mengatakan, salah satu fokus perhatian adalah bagaimana mengonservasi zona garis imajiner dari Gunung Merapi di utara, Keraton Yogyakarta di tengah, dan pantai selatan di selatan. 

Juga bagaimana menata kawasan yang masuk dalam sumbu filosofis Yogyakarta, dari tugu pal putih di utara hingga Krapyak di selatan.

Langkah pertama adalah bagaimana bekerja sama dengan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) World Heritage Sites.

Kerja sama dengan UNESCO tidak hanya menjaga heritage, tetapi juga sampai pengelolaan tata kota yang selaras.

"Di Tatarstan ini, heritage-nya terjaga, kotanya tak hanya nyaman tapi juga bersih," kata Sultan.

Baca juga: Belajar Memproteksi Kota Heritage, Sri Sultan HB X Kunjungi Tatarstan

Sultan membandingkan kunjungan kerjanya ke Edinburg dua tahun lalu. Di sana, kotanya juga bagus dalam menjaga heritage.

"Tapi di Kazan, lebih lengkap untuk dipelajari. Ada aspek heritage sekaligus penerapan tata kota," kata Sultan.

Sultan mengakui, di Yogyakarta, berbagai persoalan tata kota perlu segera diselesaikan.

"Khususnya kami ingin menjaga garis imajiner, sumbu filosofis di Yogyakarta, mulai dari Tugu Pal Putih di utara hingga ke selatan di panggung Krapyak," kata Sultan.

Dalam menjaga garis imajiner di Yogyakarta, Sultan memberi penekanan pada penataan kawasan sungai.

"Kawasan Kali Code dan Kali Winongo agar bisa ditata sedemikian rupa. Dijaga heritage-nya dengan tata kota yang baik," katanya.

Ke Tatarstan atas saran Presiden Jokowi

Kunjungan kerja ke Tatarstan sudah disiapkan sejak lama. Pemilihan kota Kazan di Tatarstan, menurut Sultan, atas rekomendasi dari Presiden Joko Widodo.

Sultan sempat dialog dengan Presiden Jokowi, sekaligus meminta izin untuk studi banding. Target studi banding adalah untuk belajar bagaimana bekerja sama dengan UNESCO dan bagaimana mengimplementasikannya dalam menjaga pusaka budaya.

"Kami mohon izin untuk kerja sama dengan UNESCO. Beliau mengatakan, 'Pak Sultan, kalau itu keinginannya, datanglah ke Republik Tatarstan karena waktu saya wali kota Surakarta, saya ke sana. Kotanya bagus sekali dan konsisten'," kata Sultan.

Akhirnya, Pemda DIY merencanakan kunjungan ke Republik Tatarstan dengan konteks 59 tahun hubungan Indonesia-Rusia.

"Kerja sama ini semoga menjadi sesuatu yang penting," kata Sultan.

Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya, delegasi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dipimpin Sri Sultan Hamengku Buwono X mengadakan kunjungan kehormatan dengan kantor Perdana Menteri Republik Tatarstan di Kazan, Tatarstan, Selasa (30/7/2019).

Dalam kesempatan tersebut, Sultan mengatakan, tujuan kunjungan adalah untuk belajar bagaimana Tatarstan mengelola peninggalan bersejarah di tengah gempuran modernitas.

"Tatarstan ini menjadi rujukan Pak Jokowi saat beliau masih menjadi wali kota Solo. Beliau pernah ke Tatarstan untuk studi banding," kata Sultan.

Secara spesifik disampaikan, Pemda DIY ingin mendapatkan informasi dan bertukar pengalaman terkait strategi menjaga kota heritage.

Sultan juga menekankan, pihaknya ingin belajar terkait proses penetapan kota Kazan sebagai kota budaya dunia oleh UNESCO.

Yogyakarta memiliki modal untuk menjadi kota heritage yang terjaga dan bersih. Sultan mengungkapkan, Yogyakarta sudah ditetapkan sebagai kota batik dunia, juga memiliki sejarah budaya Jawa yang sudah berlangsung lama.

"Kiranya DIY dapat belajar dari Kazan, khususnya dalam proses dan koordinasi dengan pihak UNESCO," kata Sultan.

Baca juga: Gubernur DIY Sri Sultan HB X Jalan Kaki Susuri Malioboro, Uji Coba Jalur Semi Pedestrian

Dalam kesempatan itu, Deputi Pertama PM Tatarstan Rustam Nigmatulin mempersilakan delegasi Pemda DIY untuk dapat melakukan pertemuan teknis dengan Committee for Protection of Culture Heritage Site Tatarstan.

Rustam menuturkan, Kazan merupakan kota heritage yang diakui UNESCO. Pihaknya berusaha untuk tak mengubah bangunan-bangunan tua bersejarah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com