Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lupakan Ponsel, Yuk Belajar dan Bermain di Kampung Lali Gadget Sidoarjo...

Kompas.com - 27/07/2019, 11:41 WIB
Rachmawati

Editor

SIDOARJO, KOMPAS.com - Nicho Priambodo dan Ahmad Irfandi, dua pemuda asal Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo cemas saat menyadari anak-anak usia dini di sekitarnya tidak bisa lepas dari gadget.

Berawal dari kecemasan tersebut, mereka kemudian menginisiasi Kampung Lali Gadget di daerahnya sendiri. Lali Gadget berarti lupa gadget (ponsel)

Begini keasyikan yang terjadi di Kampung Lali Gadget, Dusun Ngumbuk, Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, Minggu (21/7/2019).

Wajah Azizah (10) basah oleh percikan air kolam ikan buatan yang dibuat di area bermain samping Pendopo Desa Pagerngumbuk, Kecamatan, Wonoayu, Kecamatan Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (21/7/2019). Kaos abu-abu yang dikenakan pun kuyup, begitu juga celana olahraga hitam yang sudah dilipat ke atas.

Baca juga: Sejumlah Anak Usia SD dan SMP di Banyumas Alami Gangguan Mata akibat Gadget

Meski begitu, siswi kelas IV SDN Ketimang, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo ini tetap riang. Tangannya terus mencari ikan lele yang telah dimasukkan ke dalam kolam plastik seluas 3 x 2 meter itu.

Tertawanya renyah dia berhasil menangkap lele berukuran besar. Dengan bangga dia angkat ikan lele itu di depan teman-temannya. Azizah tak tampak canggung apalagi takut meski harus memegang ikan yang patilnya bisa saja melukai tangannya.

Hal itu dilakukan berulang-ulang bersama empat teman sebayanya.

“Asik banget, lebih asik daripada main HP (ponsel),” aku Azizah saat ditanya di sela-sela bermain.

Di tempat lain, Abiyan (6) justru asik bermain gelembung air. Meski permainan ini bukan hal baru bagi Abiyan, namun dia merasa lebih asik karena dimainkan bersama puluhan temannya.

Baca juga: Cegah Kecanduan Gadget pada Anak, Gerakan 1821 Terus Disuarakan

“Enak ramai-ramai,” aku siswa kelas 1 MINU Grabagan 1, Sidoarjo.

Ada sekitar 200 anak yang ikut bermain di alam lepas bersama para relawan Kampung Lali Gadget.

Selain menangkap ikan dan membuat gelembung udara, mereka juga bermain bakiak, egrang, dan merangkai puzzle Pancasila.

Saat bermain merangkai puzzle Pancasila ini, mereka diberikan pemahaman tentang keberagaman dan kebinekaan di Indonesia.

Masih di tempat yang sama, juga digelar sejumlah unjuk kreativitas budaya seperti penampilan dalang cilik KI Erwan Putra Herdiyanto, mendongeng hingga penampilan bakat musik anak-anak.

Baca juga: Hindari Kecanduan “Gadget”, Anak-anak di Kampung Joho Dikenalkan Permainan Tradisional

Ada juga spot literasi dengan ratusan buku yang bebas dibaca anak-anak di area pendopo. Ada juga sejumlah bacaan yang sengaja ditempel di majalah dinding.

Orangtua sengaja diminta menjauh dari lokasi permainan untuk memberi keleluasan anak-anaknya bermain di alam bebas.

Bahkan orangtua diberi kegiatan tersendiri berupa diskusi parenting yang diadakan di Balai Desa Pagerngumbuk , 50 meter dari area bermain anak-anak.

Diskusi parenting hari itu menghadirkan Saiful, psikolog dari Cangkrukan Parenting Surabaya.

Dalam pemaparannya Saiful memberikan pemahaman orangtua tentang sejumlah permasalahan anak, mulai kasus paling mendasar seperti ngompol hingga hubungan anak dengan saudara dan lingkungan sekitar.

Baca juga: Kami Beri Nama Anak Ini Joko, Sebagai Ucapan Terima Kasih kepada Bapak Presiden

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com