Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dulu Saya Takut Kalau Lihat Tentara...."

Kompas.com - 13/07/2019, 21:29 WIB
Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

TIMIKA, KOMPAS.com - Sebagian besar warga Kampung Mandiri Jaya, Distrik Wania, Papua, dulunya takut dengan prajurit TNI.

Ketakutan mereka karena ditakut-takuti oleh oknum tidak bertanggungjawab pada kala itu yang menyebutkan TNI itu jahat. Hal itu diakui Maximus Nabelau.

Kata dia, dulunya bila melihat orang menggunakan pakaian loreng lengkap, dia sangat takut, apalagi orang itu sambil memegang senjata. Bahkan, diapun terkadang harus bersembunyi.

"Dulu saya takut kalau lihat tentara (TNI). Bukan saya saja, tapi ada warga juga yang takut, karena ada yang bilang tentara itu jahat," kata Maximus, Sabtu (13/7/2019).

Namun kini, setelah TNI masuk di kampungnya, dia baru menyadari kalau TNI itu baik. Malah terkadang, dia bisa canda tawa bersama dengan para prajurit TNI, makan bersama, main voli dan bermain sepak bola bersama.

Baca juga: Ada Kampung Anti-miras di Mimika, yang Mabuk Diusir Keluar

Bahkan, bila ia sedang berjalan kaki dari rumahnya ke depan kampung untuk mencari ojek dan berpapasan dengan prajurit TNI yang menggunakan kendaraan, ia pun diberikan tumpangan.

"Kami kadang makan bersama, merokok bersama. Ternyata TNI itu baik," kata dia.

Maximus menyampikan terima kasihnya kepada TNI yang sudah bangun MCK, sebab mereka tidak lagi harus ke sungai untuk mandi, mencuci pakaian dan kakus.

Dia berharap, MCK yang dibangun hanya tiga unit ini bisa ditambah lagi.

"Kami senang sudah dibuatkan kamar mandi ini, tapi kalau bisa jangan tiga saja," tutur dia.

Demianus juga mengungkapkan hal senada. Bapak satu anak ini mengaku ternyata TNI itu baik, karena kampung mereka dibangunkan MCK, jembatan untuk jalanan kendaraan.

Hal ini demi kesejahteraan mereka. "Kami senang dibuatkan kamar mandi bagus, dan jembatan batu (beton). Selama ini jembatan kami hanya kayu," ujar dia.

Novina, siswi kelas dua SMK di sana melihat sendiri TNI telah bekerja di kampungnya dengan membangun MCK hingga jembatan beton.

"Dulu saya takut (tentara), tapi setelah lihat sendiri, ternyata tentara itu baik-baik. Mereka mau bangun kampung kami," kata dia.

Bangun desa terpencil

Kehadiran prajurit TNI di Kampung Mandiri Jaya guna menjalankan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-105 tahun 2019 di wilayah teritorial Kodim 1710/ Mimika.

Baca juga: Melihat Toleransi Umat Beragama di Timika saat Idul Fitri

Program TMMD dilaksanakan secara terpadu antara TNI, Pemkab Mimika dan masyarakat.

Tujuannya, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan dan memantapkan kesadaran bermasyarakat, berbangsa, bernegara, bela negara dan disiplin nasional.

Titik berat program TMMD adalah di desa miskin, terisolir dan terpencil, serta daerah kumuh perkotaan.

IRSUL PANCA ADITRA - Maximus dan Demianus Warga Kampung Mandiri JayaIRSUL PANCA ADITRA IRSUL PANCA ADITRA - Maximus dan Demianus Warga Kampung Mandiri Jaya

Olehnya itu, program TMMD masih sangat dibutuhkan masyarakat sehingga keberadaan TNI untuk membangun sarana prasarana dan infrastruktur di wilayah itu relevan.

Kampung Mandiri Jaya dipilih sebagai lokasi TMMD karena dinilai belum sepenuhnya tersentuh pembangunan.

Dalam program TMMD, prajurit TNI membangun tiga MCK, tiga sumur bor, penimbunan jalan sepanjang satu kilometer, serta membangun dua jembatan beton berukuran panjang 7,5 meter dengan lebar 8 meter, dan ukuran panjang 3,5 meter dengan lebar 8 meter.

Selain itu, berbagai penyuluhan pun diberikan kepada warga. Di antarnya, penyuluhan pertanian, peternakan, KB, bahaya norkoba, dan HIV/Aids.

Dandim 1710/ Mimika Letkol Pio L Nainggolan selaku Komandan Satgas TMMD mengatakan, Kampung Mandiri Jaya dipilih sebagai lokasi TMMD karena mayoritas penduduknya orang asli Papua (OAP).

Baca juga: Razia di Timika, 7 Warga Ditangkap karena Bawa Alat Perang Tradisional

Penduduk kampung ini dikenal juga sebagai kampung yang mandiri. Mengingat, awal kehadiran kampung ini warga secara swadaya membangun akses jalan dengan modal Rp 35 juta dari hasil patungan.

Selain itu, kampung ini juga secara tegas menolak kehadiran minuman keras (miras), sehingga dapat dijadikan percontohan untuk kampung lainnya.

Kampung Mandiri Jaya menjadi satu-satunya kampung di Kabupaten Mimika, yang menolak peredaran miras.

“Masyarakat Kampung Mandiri Jaya pun secara tegas menolak miras, sehingga diharapkan dapat menjadi pilot project dan contoh bagi kampung lain untuk menjadi lebih maju,” tutur dia.

Mereka segan-segan mengusir warganya sendiri bila kedapatan mabuk di lingkungan kampung.

Kampung Mandiri Jaya memiliki luas 3 kilometer persegi dengan 11 RT. Kampung ini memiliki jumlah kepala keluarga 350, dengan jumlah penduduk 944 jiwa terdiri dari laki-laki 514 jiwa dan perempuan 430 jiwa.

Pada umumnya, warga di kampung ini berprofesi sebagai petani. Rumah mereka 95 persen terbuat dari papan kayu.

Penduduk kampung ini merupakan eksodus dari Kampung Kwamki Lama yang kini disebut Distrik Kwamki Narama, pada sekitar tahun 2006-2007 lalu.

Warga memilih mengungsi lantaran pada tahun itu wilayah Kwamki Lama sering terjadi perang suku akibat suatu tindak kriminal yang berawal dari miras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com