Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Razia di Timika, 7 Warga Ditangkap karena Bawa Alat Perang Tradisional

Kompas.com - 17/06/2019, 07:02 WIB
Robertus Belarminus

Editor

TIMIKA, KOMPAS.com - Polres Mimika, Papua, memproses hukum tujuh orang yang kedapatan membawa alat perang tradisional berupa busur dan anak panah serta parang.

Kasat Reskrim Polres Mimika AKP I Gusti Agung Ananta Pratama mengatakan, tujuh orang tersebut diamankan di beberapa lokasi berbeda di Timika saat polisi menggelar razia senjata tajam.

"Lima orang kami amankan saat razia di Check Point 28 (perempatan ke arah Kwamki Lama dan Bandara Mozes Kilangin Timika) pada Selasa (11/6/2019). Dua orang lainnya kami amankan saat razia di Kwamki Lama pada Rabu (12/6/2019). Semua yang kedapatan membawa senjata tajam dan peralatan perang tradisional kami proses," kata Gusti, di Timika, seperti dilansir dari Antara, Senin (17/6/2019).

Baca juga: Razia Indekos, Seorang Pemandu Lagu dan Papinya Positif Menggunakan Sabu

Dari lima orang yang diamankan saat razia di Check Point 28 pada Selasa (11/6/2019), satu di antaranya diketahui merupakan pejabat teras di lingkungan Pemkab Puncak.

Oknum pejabat Pemkab Puncak itu diduga menjadi aktor utama yang hendak memicu konflik baru di Kwamki Lama.

Dari tangan yang bersangkutan ditemukan 58 pucuk anak panah yang dibungkus menjadi satu beserta busur panah yang masih baru.

Kegiatan razia yang dipimpin oleh Kabag Ops Polres Mimika AKP Andhika Aer saat itu menemukan ada banyak warga ber-KTP Ilaga, Kabupaten Puncak, yang eksodus ke Timika dengan maksud untuk melanjutkan pertikaian dengan kelompok warga di Kwamki Lama.

"Awalnya kami menerima informasi dari salah satu tokoh masyarakat yang menyebutkan bahwa ada pihak-pihak tertentu akan memindahkan konflik yang terjadi di Ilaga ke Kwamki Lama. Atas informasi itu, Bapak Kapolres Mimika langsung menggelar rapat dengan para perwira Polres Mimika dan diputuskan untuk melaksanakan kegiatan pencegahan dengan melakukan razia peralatan perang tradisional maupun senjata tajam," ungkap Gusti.

Polisi juga mengamankan beberapa warga Ilaga di Timika yang baru saja membeli beberapa parang di pasar yang ditengarai untuk persiapan konflik di Kwamki Lama.

Gusti mengatakan, jajarannya menerima banyak sekali masyarakat yang meminta penangguhan penahanan terhadap kerabat mereka yang ditahan akibat membawa peralatan perang tradisional maupun senjata tajam.

Baca juga: Wagub Riau Razia Puluhan ASN di Warung Ngopi Saat Jam Kerja

Namun, sesuai perintah Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto, kata dia, tidak ada kebijakan penangguhan terhadap mereka yang ditahan tersebut.

"Kebijakan pimpinan sangat tegas, tidak ada penangguhan. Siapapun yang kedapatan membawa senjata tajam, peralatan perang tradisional dan memantik terjadi pertikaian antarkelompok masyarakat akan diproses hukum," ujar dia.

Hingga kini, aparat kepolisian masih terus menggelar razia kendaraan yang hendak masuk ke kawasan Kwamki Lama Timika melalui Check Point 28 maupun melalui jalur Ile Ale Karang Senang SP3.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com