Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Baiq Nuril Ingin Bertemu Jokowi | Alasan Sutopo Dimakamkan di Boyolali

Kompas.com - 08/07/2019, 07:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita tentang putusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak pengajuan Peninjauan Kembali (PK) Baiq Nuril Maknun, menjadi trending.

Baiq Nuril pun segera mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan menyampaikan keluh kesahnya tentang keputusan MA tersebut.

Sementara itu, ucapan belasungkawa mulai berdatangan di rumah duka almarhum Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Surodadi RT 007/RW 009, Siswodipuran, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (7/7/2019).

Seperti diketahui, Sutopo meninggal dunia di Guangzhou, China, Minggu (7/7/2019), pukul 02.20 waktu setempat atau 01.20 WIB.

Rencananya, Jenazah Sutopo akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sasonolayu, Siswodipuran, Senin (8/7/2019) sekitar pukul 09.30 WIB.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Baiq Nuril berharap amnesti dari Presiedn Jokowi

Surat dari Baiq Nuril beredar luas setelah Mahkamah Agung (MA) yang menolak peninjauan kembali (PK) kasus penyebaran konten bermuatan asusila yang diajukan oleh Baiq Nuril sehingga dia mesti menjalani hukuman 6 bulan penjara dan denda Rp 500 juta.dok Twitter Surat dari Baiq Nuril beredar luas setelah Mahkamah Agung (MA) yang menolak peninjauan kembali (PK) kasus penyebaran konten bermuatan asusila yang diajukan oleh Baiq Nuril sehingga dia mesti menjalani hukuman 6 bulan penjara dan denda Rp 500 juta.

Baiq Nuril mengungkapkan keinginannya untuk bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo untuk "curhat".

"Saya berharap bisa bertemu langsung dengan bapak presiden, saya ingin menyampaikan keluh kesah saya ke pada beliau," kata Nuril ditemui Kompas.com di kediaman orangtuanya di Desa Puyung, Lombok Tengah, Minggu (7/7/2019).

Dia berharap, dengan bertemu langsung Presiden Jokowi, ia mendapatkan amnesti.

"Saya berharap dengan bisa bertemu langsung dengan beliau (Jokowi), saya bisa diberikan jalan keluar, seperti amnesti ini," pesan Nuril.

Baca berita selengkapnya: Baiq Nuril Berharap Bisa Ketemu Langsung Jokowi untuk "Curhat"

2. Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) BNPB, Sutopo Purwo Nugroho. RINDI NURIS VELAROSDELA Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) BNPB, Sutopo Purwo Nugroho. 

Karangan bunga duka cita sudah berjajar di kediaman almarhum Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, sudah berjajar di kediamannya di Boyolali.

Sutopo akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sasonolayu, Siswodipuran, Senin (8/7/2019) sekitar pukul 09.30 WIB.

"Mas Sutopo besuk dimakamkan di sini (Boyolali)," kata adik ipar Sutopo, Achmad Jatmiko (50) ditemui di rumah duka Surodadi RT 007/RW 009, Siswodipuran, Minggu.

Pemakaman Sutopo di Boyolali, Jawa Tengah merupakan permintaan dari orangtua. Alasannya, agar keluarga lebih mudah dan dekat saat melakukan ziarah.

"Orangtua minta supaya jenazah (Sutopo) dimakamkan di sini. Soalnya nanti kalau dimakamkan di Jakarta jauh," kata Jatmiko.

Menurut Jatmiko, jenazah Sutopo diterbangkan dari China hari ini menuju ke Jakarta. Kemudian disemayamkan terlebih dahulu di Jakarta.

Baca berita selengkapnya: Karangan Bunga Mengalir ke Rumah Sutopo di Boyolali, Ada dari Gubernur Ganjar

3. Kisah miris pasangan suami istri di Flores, Guido dan Yoventa

Foto : Guido Fan Areso (39) dan Yoventa Timbu (35), saat diwawancari di gubuk reyot mereka tepatnya di Dusun Ahu Wair Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT, Sabtu (6/7/2019)
Nansianus Taris Foto : Guido Fan Areso (39) dan Yoventa Timbu (35), saat diwawancari di gubuk reyot mereka tepatnya di Dusun Ahu Wair Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT, Sabtu (6/7/2019)

Guido Fan Areso (39) dan Yoventa Timbu (35), pasangan suami istri, mengalami kecelakaan lalu lintas di Ende, Kabupaten Ende, Flores, NTT, pada 23 Januari 2019 lalu.

Keduanya mengalami kaki patah hingga keduanya tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa untuk mencari nafkah.

Sejak Januari hingga Juli 2019, mereka menetap di gubuk reyot tepatnya di Dusun Ahu Wair, Desa Nanga Tobong, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores. Gubuk itu adalah peninggalan orangtua sang suami.

Sampai saat ini, keduanya tidak bisa berobat ke rumah sakit karena tidak punya biaya. Akibatnya, kaki suami istri itu pun belum bisa bergerak sedikit pun. Untuk bisa berdiri, keduanya harus menggunakan bantuan tongkat.

"Kaki saya dan istri ini patah saat kena tabrak di Ende dengan mobil. Waktu itu kami berobat di RSUD Ende tetapi tidak lama. Saat saya sadar, kami langsung keluar dari rumah sakit dan langsung pulang ke sini, Maumere," kata Guido kepada Kompas.com, Sabtu (6/7/2019).

Baca berita selengkapnya: Derita Suami Istri di Flores: Kaki Patah, Makan Tunggu Belas Kasih Tetangga dan Anak Telantar

4. Ditemukan meninggal, keluarga Thoriq terpukul

Jenazah Yang Diduga Thoriq Rizki Maulidan, Warga Desa Sukowiryo, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, Tiba di Rumah Sakit Daerah dr Koesnadi Bondowoso.KOMPAS.com/AHMAD WINARNO Jenazah Yang Diduga Thoriq Rizki Maulidan, Warga Desa Sukowiryo, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, Tiba di Rumah Sakit Daerah dr Koesnadi Bondowoso.

Paman Thoriq Rizky, M. Ali, mengatakan, waktu memperoleh kabar keponakannya dinyatakan hilang saat turun dari pendakian Bukit Piramid, keluarga di Sidoarjo turut cemas.

Apalagi, proses pencarian memerlukan waktu berhari-hari. Penantian panjang terkait kabar keponakannya, berakhir pada Jumat (5/7/2019) lalu.

Menurut Ali, keluarga besar Thoriq sangat terpukul ketika Thoriq ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia.

"Kami sedih setelah mendapat kepastian (kematian Thoriq) itu. Tetapi kami lega karena (jenazah) anaknya ditemukan dan bisa dimakamkan," kata Ali.

Menurut Ali, perjuangan para relawan yang melakukan pencarian selama 12 hari pantas diberi apresiasi. Ditemukannya jenazah Thoriq, diyakini olehnya bisa mengurangi kesedihan orang tuanya.

Baca berita selengkapnya: Keluarga Thoriq: Yang Penting Ketemu...

5. Alasan Ketua DPD Golkar Cirebon dipecat

Ketua TKD Jabar Dedi Mulyadi diserbu pendukung Jokowi di Karawang, Jawa Barat, Selasa (9/4/2018).KOMPAS.com/ HANDOUT Ketua TKD Jabar Dedi Mulyadi diserbu pendukung Jokowi di Karawang, Jawa Barat, Selasa (9/4/2018).

Sejak 18 Juni 2019, Ketua DPD Golkar Kota Cirebon Toto Sunanto dipecat dari jabatannya.

Toto diberhentikan karena diduga melakukan sejumlah pelanggaran. Menurut penjelasan, Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, pemberhentian Toto berdasarkan permintaan seluruh pimpinan Golkar kecamatan di Cirebon yang berjumlah 5.

"Mereka (pimpinan Golkar kecamatan) meminta pemberhentian ketua DPD Golkar Kota Cirebon yang disampaikan pada 18 Juni 2019)," kata Dedi kepada Kompas.com, Sabtu (6/7/2019).

Dedi menyebutkan, ada tiga alasan Toto dipecat dari pimpinan Golkar Kota Cirebon. Pertama, kata Dedi, dana partai poltik 2018 yang tak bisa dipertanggungjawabkan.

Baca berita selengkapnya: Ketua DPD Golkar Kota Cirebon Dipecat, Ini Alasannya

Sumber: KOMPAS.com (Putra Prima Perdana, Moh. Syafií, Nansianus Taris, Labib Zamani, Idham Khalid)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com