SOLO, KOMPAS.com — Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meninjau kesiapan penerimaan peserta didik baru (PPDB) online SMA/SMK Jateng 2019 di SMAN 1 Surakarta, Jalan Monginsidi No 40, Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Jumat (28/6/2019).
Ganjar mengatakan tinjauannya tersebut dilakukan karena banyak protes masyarakat terkait persoalan sistem zonasi serta kuota anak berprestasi pada PPDB SMA yang dinilai sedikit.
"Terus terang kami tidak hari ini. Sejak aturan persentase untuk anak-anak berprestasi itu ramai dibicarakan, kami sudah bicara langsung dengan Menteri (Mendikbud). Alhamdulillah hari ini kuota itu ditambah," kata Ganjar, Jumat.
Selain kuota ditambah, kata Ganjar, dalam pembicaraannya dengan Mendikbud juga disampaikan, di beberapa SMA di wilayah Jateng ada yang masih kekurangan murid.
"Bahkan, hari ini ada potensi sekolah muridnya hanya sedikit. Wonogiri, Kendal, Patean itu sudah pendaftaran, hanya enam siswa. Bayangin itu akan kurang murid," katanya.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi adanya sekolah yang kekurangan murid, pihaknya telah membuat sistem PPDB online bekerja sama dengan Telkom.
Dalam sistem ini calon siswa bisa masuk ke luar zona. Namun, jika tidak lolos bisa masuk ke dalam zona.
"Jadi, kalau masuk ke luar zona tidak bisa, bisa ke zona urutan pertama, kemudian kedua dan terakhir ketiga. Jarak ini untuk mengamankan anak-anak ini dapat sekolah. Jangan khawatir pasti dapat sekolah," kata Ganjar.
Baca juga: Zonasi PPDB Dinilai Hilangkan Sekolah Favorit, Apa Pendapat Guru?
Ganjar menilai sistem zonasi bagus untuk diterapkan, tetapi butuh waktu membuat semua sekolah tersebut favorit.
Ganjar pun menyatakan dirinya memiliki tugas untuk memfavoritkan seluruh sekolah di Jateng.
Caranya adalah dengan memindahkan para guru yang berprestasi di sekolah favorit tersebut ke sekolah lain sehingga ada kesempatan yang sama antara siswa sekolah satu dan sekolah lainnya.
"Di banyak sekolah favorit dulu anaknya sudah hebat. Gurunya diam saja anaknya sudah pintar sendiri. Hari ini kita butuh anak-anak yang kemampuannya kurang, butuh fasilitas, guru yang hebat sehingga pemerataan sekolah yang dulu dikasih judul favorit masyarakat itu bisa kita bikin semuanya begitu," katanya.
Baca juga: Aplikasi Zonasi Eror, Orangtua Murid Geruduk Posko PPDB Kalbar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.