Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aplikasi Zonasi Eror, Orangtua Murid Geruduk Posko PPDB Kalbar

Kompas.com - 26/06/2019, 16:28 WIB
Hendra Cipta,
Rachmawati

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Ratusan orangtua murid geruduk posko pengaduan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat, Rabu (26/6/2019).

Kedatangan mereka untuk mempertanyakan sistem aplikasi zonasi yang digunakan pihak sekolah yang banyak mengalami masalah yang berakibat anak-anaknya terancam tidak diterima sekolah.

Handayani, satu di antara orangtua siswa menganggap, sistem zonasi yang diterapkan sekolah banyak menimbulkan permasalahan.

Baca juga: Cerita Guru SMA 8 Layani 320 Pendaftar PPDB dalam Satu Hari

Menurut dia, jarak rumahnya dari SMA Negeri 4 Kota Pontianak, jika melihat aplikasi zonasi menjadi jauh sampai 2 kilometer, padahal faktanya tidak sampai 1 kilometer. Alhasil anaknya tidak diterima di sekolah tersebut.

"Rutenya jika menggunakan aplikasi, mutar lewat depan ke sekolah. Padahal bisa lewat belakang yang lebih dekat," kata Handayani, Rabu siang.

Kendati posko pengaduan PPDB Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat buka pukul 09.00 WIB, namun Handayani berama orangtua yang lain telah menunggu sejak pukul 06.00 WIB. Keluhan mereka rata-rata sama.

"Kami ini khawatir, anak kami tidak bisa sekolah, karena sistem zonasi ini. Ada pun sekolah swasta yang menjadi alternatif, tapi biayanya mahal," tutup dia.

Baca juga: Peserta PPDB di Sumbar yang Tidak Lulus Bisa Mendaftar hingga 3 Kali

Sebelumnya, satu di antara calon orangtua siswa di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Jimmy juga kecewa dengan sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2019.

Sebagai orangtua, dia telah dirugikan dengan aplikasi penghitungan jarak yang digunakan pihak SMA Negeri 4 Kota Pontianak.

"Dalam aplikasi PPDB, jarak dari rumah ke sekolah menjadi 2 kilometer. Padahal sebenarnya hanya 400 meter," kata Jimmy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/6/2019).

Atas situasi itu, dia mengajak pihak sekolah untuk mengukur ulang secara manual karena merugikan masyarakat.

Baca juga: Kecewa Sistem Zonasi PPDB, Orangtua Siswa Tantang Sekolah Ukur Jarak Secara Manual

Sebagai orangtua, tentunya berkeinginan memasukkan anaknya ke sekolah negeri dan dekat dengan rumah sehingga cukup dengan berjalan kaki.

"Jika aplikasi penghitungan jarak dari rumah ke sekolah itu tidak akurat, tentunya akan merugikan masyarakat orangtua yang mendaftarkan anaknya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com