Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pengakuan Lasmi, Istri yang Diduga Digadaikan Suaminya Rp 250 Juta

Kompas.com - 19/06/2019, 10:48 WIB
Rachmawati

Editor

LUMAJANG, KOMPAS. com - Sombo adalah desa paling ujung di Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang. Desa ini berbatasan dengan Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo.

Desa yang berada di kaki Gunung Semeru dan Bromo ini menjadi buah bibir beberapa waktu terakhir pasca-pembunuhan yang terjadi di desa itu, Selasa (11/6/2019) malam lalu.

Hori (43), Lasmi (34), dan Hartono (38) adalah tiga nama yang saling terhubung pasca-pembunuhan itu.

Tentunya ada juga nama Hola (34) - bukan M Toha seperti diberitakan sebelumnya - yang menjadi korban salah sasaran pembunuhan.

Desa Sombo Kecamatan Gucialit adalah lokasi Hori yang salah membacok orang hingga menyebabkannya tewas. Orang yang dibacoknya adalah Hola, sedangkan targetnya adalah Hartono.

Baca juga: Suami yang Gadai Istri Rp 250 Juta, Bacok Korban Saat Mencari Sepatu Anak yang Hilang

Hola dan Hartono merupakan warga Desa Sombo Kecamatan Gucialit.

Sedangkan Lasmi, kini istri Hartono, sebelumnya pernah menikah dengan Hori dan sejak tujuh bulan lalu Lasmi tinggal di Desa Sombo.

Sebelumnya, Lasmi tinggal di rumah Hori di Desa Jenggrong Kecamatan Ranuyoso, Lumajang.

Desa Sombo dan Jenggrong ini bertetangga meskipun beda kecamatan. Untuk menuju Desa Sombo dibutuhkan waktu tempuh sekitar 2 jam dari pusat Kecamatan Gucialit  dan harus melalui jalan bebatuan.

Untuk menuju Desa Sombo, warga juga harus melewati kawasan perkebunan teh Gucialit.

Jalan yang lebih mudah ditempuh keluar dan masuk Desa Sombo melewati Kecamatan Klakah, dari pada pusat Kecamatan Gucialit.

Walau waktu tempuhnya lebih pendek sekitar 1,5 jam, namun warga harus melewati rute dengan jalan yang rusak.

Baca juga: Motif Suami yang Gadai Istri Rp 250 Juta Merencanakan Pembunuhan, tapi Salah Sasaran

Kondisi jalan yang rusak serta waktu tempuh yang lama, diduga menjadi alasan nyawa Hola tidak tertolong karena terlambat mendapatkan penanganan.

Hola adalah korban salah sasaran pembacokan yang tewas dalam perjalanan ke fasilitas layanan kesehatan di Kecamatan Klakah. Sedangkan Hori kini ditahan di Mapolres Lumajang.

Hartono yang selamat dan Lasmi kini menghadapi serangkaian pemeriksaan polisi pasca-kasus tersebut mencuat.

Kasus yang belakangan viral karena munculnya istilah 'suami menggadaikan istri'.

Surya.id berkesempatan mewawancarai secara khusus Hartono, Lasmi, adik Hola yang bernama Holiq, dan juga salah satu warga yang ikut menolong Hola,yaitu Lima, serta Kapolsek Gucialit Iptu Rudi Isyanto.

Perbincangan dilakukan Surya di Mapolsek Gucialit, Lumajang, Selasa (18/6/2019).

Mengaku Nikah Siri dan Anak Kandung Dijual Hori

Tentang pernikahannya, Lasmi bercerita jika dia hanya menikah secara siri, meskipun kepada polisi Hori mengaku menikah secara resmi di KUA. Lasmi bersikukuh, keduanya tidak menikah di KUA, dan hanya menikah secara aturan agama (siri).

Jawaban tentang tindak kekerasan Hori, juga ketakutannya itulah yang terbilang panjang selama perbincangan dengan Surya. Namun, Lasmi memilih tidak menceritakan perihal perjalanan pernikahannya dengan Hori.

Lasmi kembali menjawab panjang, ketika ditanya tentang anak lelakinya.

Perempuan asal Sumatera Utara bercerita jika anak laki-lakinya dijual saat masih berusia 10 bulan. Dia juga sempat menyebutkan nama orang yang kini memelihara anaknya.

“Dijual Rp 500.000. Dijual saat anak saya usianya 10 bulan. Itu anak ketiga saya. Yang pertama dan kedua meninggal dunia saat masih bayi,” kata Lasmi.

Lasmi mengaku tidak tahu alasan Hori menjual anaknya. Namun dia mengetahui jika Hori memiliki hutang kepada orang yang kini memelihara anaknya. Ironisnya, uang Rp 500.000 dari hasil menjual anaknya digunakan Hori untuk berjudi.

“Katanya untuk melunasi utang itu, anak saya dijual. Terus uang Rp 500. 000 yang dia dapat dipakai untuk judi, sabung ayam,” jawabnya.

Baca juga: Cerita Suami Gadaikan Istri Akhirnya Terungkap, Semua Bermula Ketika Menjadi TKI di Malaysia

Saat ditanya usia anaknya saat ini, Lasmi beberapa kali menjawab keliru. Dia kesulitan menjelaskan saat ditanya tahun dan jangka waktu. Namun dia mengatakan jika anaknya sudah sekolah dan duduk di bangku kelas 3 SD.

Jawaban Lasmi diperkuat pernyataan dari Lima, tetangganya.

Lima menjadi menjadi saksi dalam kasus pembunuhan Hola. Lima mengatakan jika anak lelaki Lasmi sudah disunat dan kini duduk di bangku kelas tiga SD. Ia memperkirakan jika anak lelaki Lasmi berusia sekitar 9 tahun.

“Ya sering, tapi dia tidak mau ikut saya. Manggil saya 'ibu' tapi nggak mau ikut saya. Saya pinginnya anak saya ikut saya. Saya ngopeni (merawat) dia,” kata Lima

Menurut Lima, anak lelaki Lasmi dijual saat Hori di Riau, namun orang yang membelinya masih satu desa dengannya.

“Ya masih satu desa. Memang dulu Hori jual waktu di Riau. Tapi dia kan orang Sombo dan kami bertetangga. Jadi saya sering ketemu sama anak saya,” kata Lima.


Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Wawancara Eksklusif Dengan Perempuan yang Diduga Digadaikan Suaminya di Lumajang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com