Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di Probolinggo Tolak Pembangunan Gedung Kremasi

Kompas.com - 18/06/2019, 06:32 WIB
Ahmad Faisol,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Sejumlah warga Desa Asembakor, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, menolak pembangunan gedung kremasi yang berada di pinggir Jalur Pantura desa setempat.

Warga menolak dan tak terima karena merasa dikelabui soal pembangunan tempat kremasi jenazah itu.

Jamaluddin, warga setempat mengatakan, dirinya dan sejumlah warga merasa dikelabui Kades Asembakor M Zainullah karena meminta tanda tangan persetujuan warga untuk pembangunan toko swalayan, ternyata yang dibangun tempat peristirahatan jenazah.

Baca juga: Ganti Rugi Tanah Tak Dibayar, Kantor Kelurahan di Probolinggo Disegel

"Pembangunannya sudah 80 persen. Harapan kami agar bangunan itu segera ditutup dan dibongkar. Di bawa lokasi juga ada kuburan Muslim," ujar Jamaluddin, di depan Kantor MUI Kabupate Probolinggo, di Kompleks Islamic Center, Senin (17/6/2019).

Hosmaniyah, perangkat Desa Asembakor juga menyayangkan pembangunan gedung itu. Menurutnya, hal itu merupakan penistaan agama dan mendapatkan penolakan warga.

"Kades dan perangkatnya yang minta tanda tangan kepada 10 orang warga. Kesepuluh orang itu merupakan kerabat dan pendukungnya," kata dia.

Menurutnya, warga diberitahu ada seseorang yang mau membuat toko swalayan, sebagai kompensasi nanti warga mendapatkan uang.

"Para tokoh agama di Asmbakor juga banyak menolak," tambah dia.

Sementara itu, Kades M Zainullah membantah bahwa dirinya telah membohongi warga.

Dia mengaku turun sendiri ke lapangan meminta persetujuan warga, dan menegaskan meminta persetujuan membangun tempat yayasan atau tempat peristirahatan mayat sementara.

"Bohong kalau saya disebut membohongi warga. Saya sudah bilang itu untuk membangun tempat peristirahatan mayat. Pihak yang mau membangun gedung tersebut sudah datang baik-baik menemui kami selaku pemerintah desa. Kebetulan tanah yang mau dibangun milik warga saya," ujar dia.

Baca juga: Fakta Sengketa Tanah Pemkot Probolinggo, Kantor Kelurahan Disegel hingga Tunggu Ganti Rugi Rp 15 Miliar

Zainullah tak bisa menolak rencana pembangunan gedung tempat kremasi non-Muslim itu. Sebab, Indonesia negara Pancasila yang penduduknya menganut beberapa agama.

"Kita negara Pancasila, kita harus saling menghormati antara sesama, apapun agamanya," ujar dia.

Sekretaris MUI setempat M Yasin enggan memberikan komentar kepada media karena pihaknya masih sebatas melakukan klarifikasi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com