Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terduga Teroris di Bogor, 6 Buah Bom Disiapkan untuk Target 22 Mei di Gedung KPU

Kompas.com - 19/05/2019, 11:54 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Khairina

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Penangkapan terhadap terduga teroris Endang alias Abu Rafi alias Pak Jenggot (51) di Cibinong, Kabupaten Bogor, menguak fakta mengejutkan.

Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan dan olah TKP oleh Mabes Polri sejak Jumat (17/5/2019) hingga Sabtu (18/5/2019), polisi mendapati sejumlah rencana aksi yang akan dilakukan pengikut jaringan teroris Firki Abu Hamzah tersebut.

Salah satu target dari jaringan ISIS di Indonesia ini adalah membuat kekacauan pada tanggal 22 Mei 2019 mendatang di Gedung KPU, Jakarta.

Baca juga: 7 Fakta Teror Jelang 22 Mei, Ancam Gedung KPU hingga 6 Bom High Explosive

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan, tersangka Endang sudah menyiapkan enam buah bom rakitan siap ledak yang rencananya akan digunakan pada saat aksi 22 Mei 2019.

Dedi mengatakan, bom rakitan tersebut memiliki daya ledak tinggi atau high explosive dengan berbahan TATP dan nitrogliserin

Bom beserta bahan peledak tersebut ditemukan saat polisi melakukan penangkapan terhadap Endang di rumahnya, di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.

Target lainnya, kata Dedi, serangan teror juga menyasar kepada thogut atau dalam hal ini pihak kepolisian.

"Barang bukti bahan peledak sangat banyak. Ada juga satu detonator (pemicu ledakan) dan bom panci. Tergetnya, aksi massa 22 Mei di KPU di Jakarta, juga sasarannya pihak kepolisian. Untuk target polisi bisa kapan saja," ungkap Dedi, saat rilis di Bogor, Sabtu (18/5/2019).

Dedi menambahkan, Endang memiliki kemampuan dalam merakit bom berkekuatan high explosive di atas rata-rata dibandingkan dengan pelaku teroris lainnya yang telah tertangkap sebelumnya.

Selain itu, Endang juga memiliki labotarium untuk menguji beberapa bom rakitan yang dibuatnya.

"Ia termasuk perakit bom yang militan atau memiliki kemampuan merakit bom dengan daya ledak tinggi," kata Dedi.

Baca juga: Sepak Terjang Teroris di Bogor, Belajar Buat Bom Hingga Dideportasi dari Turki

Dedi pun mengimbau agar pada saat pengumuman hasil Pemilu 2019, masyarakat tidak melakukan aksi massa di Gedung KPU Jakarta.

Ia meminta agar massa yang merasa tidak puas dengan hasil pemilu dapat menempuh melalui jalur resmi yakni Mahkamah Konstitusi.

Dikenal militan dan lebih berbahaya

Dedi mengungkapkan, terduga teroris Endang merupakan pengikut jaringan Firkih Abu Hamza. Kelompok ini dikenal militan dan sangat berbahaya.

Dedi menyebut, jaringan teroris ini sudah melakukan beberapa serangkaian aksi teror bom diantaranya yang terjadi di Mapolres Surakarta pada 5 Juli 2016 silam.

Selain itu, jaringan Firkih Abu Hamzah ini juga terkoneksi dengan kelompok teroris lainnya yakni mujahidin Indonesia Timur dan kelompok Santoso di Poso.

Sementara, terduga E ini ditangkap dari hasil pengembangan kasus terorisme di Jawa Tengah.

"Ini berbeda dengan kelompok JAD Lampung, JAD Bekasi dan JAD Jawa Tengah. Dulu kelompok ini memang JAD, tapi sudah pecah menjadi jaringan Firkih Abu Hamzah. Abu Hamza sendiri saat ini masih berada di Suriah," tuturnya.

Baca juga: Terduga Teroris di Bogor Hendak Ledakan Bom Saat Penetapan Hasil Pemilu di Depan Kantor KPU

Lebih lanjut, tujuan dari aksi teror yang dilakukan oleh kelompok jaringan Abu Hamzah ini untuk membuktikan bahwa mereka masih eksis. Instruksinya pun jelas dan langsung dari Suriah agar setiap jaringannya melakukan aksi.

Kata Dedi, terlebih saat di bulan puasa ini menjadi momen bagi kelompok mereka untuk menjalankan rencananya.

"Aksi saat bulan Ramadan dan secara kebetulan pada 22 Mei nanti pengumuman Pemilu dijadikan sasaran untuk memunculkan eksistensinya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com