Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Sandi Jelaskan Sikap Prabowo Tolak Hasil Pemilu | Polisi Telusuri Jejak Pelaku Mutilasi di Malang

Kompas.com - 16/05/2019, 06:50 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berita tentang penemuan potongan tubuh wanita korban mutilasi di lantai 2 Pasar Besar, Kota Malang menyita perhatian pembaca, Selasa (14/5/2019).

Potongan tubuh tersebut terbagi dalam enam bagian yang terpencar. Dua kaki, dua tangan dan kepala ditemukan tergeletak di bawah tangga. Sedangkan tubuhnya ditemukan di toilet.Polisi kerahkan anjing pelacak untuk menelusuri jejak pelaku.

Sementara itu, berita tentang Sandiaga yang menanggapi pernyataan Prabowo terkait hasil Pemilu 2019, juga menjadi sorotan.

Menurut Sandi, Prabowo menyampaikan kepada dirinya bahwa dirinya akan menolak hasil pemilu yang curang.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Polisi buru pelaku mutilasi di Malang

Anjing pelacak Unit K-9 Polres Malang Kota yang diterjunkan untuk melacak jejak pelaku mutilasi tubuh wanita yang ditemukan di lantai 2 Pasar Besar Kota Malang, Rabu (15/5/2019)KOMPAS.com / ANDI HARTIK Anjing pelacak Unit K-9 Polres Malang Kota yang diterjunkan untuk melacak jejak pelaku mutilasi tubuh wanita yang ditemukan di lantai 2 Pasar Besar Kota Malang, Rabu (15/5/2019)

Kepala Unit K-9 Polres Malang Kota Aiptu Imam Muhson Ridho mengatakan, dari hasil penelusuran anjing pelacak tersebut didapati kesimpulan bahwa pelaku paham dengan area lantai 2 Pasar Besar, Kota Malang, yang sebagian dijadikan tempat parkir.

"Kalau hasil dari pencarian anjing, pelakunya tahu betul lokasi itu," kata dia. Sementara itu, di toilet sisi barat ditemukan bekas orang nongkrong dan bekas tempat tidur. Pelaku diduga meninggalkan jejak di dekat toilet tersebut.

"Hanya bekas orang cangkruk pelaku dan tempat tidur pelaku," ungkap dia.
Anjing sempat kebingungan saat menelusuri jejak di jalan karena bekas bau badan pelaku tidak rata. Ada yang masih tercium tebal, ada yang sudah tercium tipis sehingga membuat anjing terkadang ragu-ragu.

Baca berita selengkapnya: Anjing Pelacak Jalan 1 Kilometer Telusuri Jejak Pelaku Mutilasi Tubuh Wanita di Malang

2. Kisah Sumanto "Manusia Kanibal" dampingi pengasuhnya ceramah di bulan puasa

KH Supono Mustajab, pengasuh Sumanto sekaligus pemilik RSKJ H Mustajab, Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.KOMPAS.com/FADLAN MUKHTAR KH Supono Mustajab, pengasuh Sumanto sekaligus pemilik RSKJ H Mustajab, Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Menurut Supono, pemilik Rumah Sakit Khusus Jiwa H MusTajab, di Purbalingga, Sumanto dan rekan-rekannya tidak wajib menjalani puasa karena kondisi kejiwaanya.

Namun, mereka tetap mengikuti shalat tarawih berjamaah di kompleks rumah sakit sekaligus kediaman KH Supono.

"Sumanto kadang-kadang puasa, tapi tidak wajib karena gila," kata Supono saat ditemui di rumahnya, Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (14/5/2019).

Selama bulan Ramadhan ini Sumanto juga lebih banyak beraktivitas di kompleks rumah sakit. Menurut rencana, menjelang lebaran nanti Sumanto akan pulang menemui orang tuanya menyerahkan bingkisan.

"Sudah 18 tahun di sini, sudah seperti rumahnya sendiri, karena sudah ditolak lima kali (saat akan kembali ke kampung halamannya). Katanya nanti kalau mau lebaran mau pulang mau kasih uang sama Bapak Ibu, terus kasih pakaian, dia ngomong sendiri," kata Supono.

Baca berita selengkapnya: Kisah Sumanto Manusia Kanibal, Tak Lagi Makan Mayat, Kini Dampingi Pengasuhnya Ceramah ke Berbagai Kota

3. Tanggapan Sandiaga terkait pernyataan Prabowo tentang hasil pemilu

Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, saat takziah di rumah salah satu petugas KPPS yang meninggal di Jalan Ngagel Jaya Utara, Surabaya, Rabu (15/5/2019).KOMPAS.com/GHINAN SALMAN Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, saat takziah di rumah salah satu petugas KPPS yang meninggal di Jalan Ngagel Jaya Utara, Surabaya, Rabu (15/5/2019).

Sandi menceritakan, Prabowo menyampaikan akan menolak hasil pemilu yang curang.

"Tapi dia (Prabowo) masih berbaik sangka. Karena masih ada waktu sampai tanggal 22 Mei 2019 untuk melakukan revisi, koreksi atas temuan-temuan yang sudah kami sampaikan," kata Sandi saat takziah di kediaman salah satu petugas KPPS yang meninggal di Jalan Ngagel Jaya Utara, Surabaya, Rabu (15/5/2019).

Sandi berharap, hasil temuan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi bisa dipertimbangkan agar Pemilu 2019 benar-benar berlangsung dengan jujur dan adil.

"Kami berharap teman-teman di KPU, Bawaslu bisa mempertimbangkan harapan masyarakat untuk pemilu yang jujur dan adil," ujar Sandi.

Baca berita selengkapnya: Prabowo Tolak Hasil Penghitungan Suara KPU, Ini Tanggapan Sandiaga

4. Kata Dedi Mulyadi terkait pernyataan kubu Prabowo-Sandi tolak hasil Pemilu

Ketua Tim Kampanye Daerah Pasangan Joko Widodo-Maruf Amin, Dedi Mulyadi saat ditemui di Bandung, Kamis (18/4/2019).KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Ketua Tim Kampanye Daerah Pasangan Joko Widodo-Maruf Amin, Dedi Mulyadi saat ditemui di Bandung, Kamis (18/4/2019).

Ketua Tim Kampanye Daerah Ma'ruf-Amin Jawa Barat, Dedi Mulyadi menilai, sikap kubu Prabowo yang menolak hasil Pemilihan Umum 2019 berarti juga tidak mengakui perolehan suara calon legislatif semua partai, termasuk dari Gerindra.

Dedi mengatakan, Pemilu 2019 itu dilaksanakan satu paket kegiatan yang dipertanggungjawabkan oleh lembaga penyelenggara bernama Komisi Pemilihan Umum (KPU) dari pusat, provinsi hingga tingkat KPPS.

Pengawasanya pun dari pusat, provinsi, kabupaten, kecmatan hingga tingkat kelurahan/desa.

"Sehingga pengakuan atau penolakan terhadap hasil pemilu, berarti penolakan terhadap satu paket kegiatan. Bukan hanya penolakan terhadap hasil pilpres, tetapi juga hasil pemilihan DPD dan anggota legislatif dari pusat sampai daerah. Berarti konsekuensinya menolak hasil pileg di berbagai daerah," kata Dedi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (15/5/2019).

Baca berita selengkapnya: Dedi Mulyadi: Kalau Menolak Hasil Pemilu, Berarti Tak Mengakui Hasil Pileg

5. Densus tangkap terduga teroris di Grobogan

Suasana rumah kontrakan terduga teroris berinisial AH (26) di RT 2 RW 3, Dusun Kemantren, Desa Godong, Kecamatan Godong, Grobogan, Selasa (14/5/2019)KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Suasana rumah kontrakan terduga teroris berinisial AH (26) di RT 2 RW 3, Dusun Kemantren, Desa Godong, Kecamatan Godong, Grobogan, Selasa (14/5/2019)

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror mengamankan seorang terduga teroris berinisial AH (26) di rumah kontrakannya di RT 2 RW 3, Dusun Kemantren, Desa Godong, Kecamatan Godong, Grobogan.

Sudah empat bulan ini, AH yang tercatat sebagai warga Desa Adipuro, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jateng itu menetap di rumah yang disewanya tersebut bersama istri dan seorang anaknya yang berumur 6 bulan.

Di gang sempit itulah, AH ditangkap oleh tim Densus 88 Anti Teror saat keluar dari rumah kecil bercat biru itu.

"Ada yang baju preman dan ada yang berseragam. Setelah tertangkap, AH dibawa masuk ke mobil dan dibawa pergi," terang Mahmudi, salah satu tokoh masyarakat Desa Adiupuro.

Baca berita selengkapnya: Saat Diamankan Densus 88, Terduga Teroris Grobogan Berteriak "Panas...Panas"

Sumber: KOMPAS.com (Puthut Dwi Putranto Nugroho, Farid Assifa, Ghinan Salman, Fadlan Mukhtar Zain, Andi Hartik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com