MAGETAN, KOMPAS.com - PG Poerwodadie yang didirikan tahun 1823 saat ini memiliki 3 lokomotif buatan pabrik Orenstein & Koppel Jerman pada tahun 1910.
Lokomotif itu masih difungsikan untuk mengangkut tebu, meski hanya untuk mengangkut tebu dari pos langsir tebu menuju mesin penggilingan.
Baca juga: Mengenal Thomas, Lokomotif Uap Zaman Belanda di Pabrik Gula Poerwodadie
“Meski lokomotif sudah tua masih ada 3 yang kami pakai, 2 untuk cadangan,” ujar Agus Cahyono, Staff Sumber Daya Manusia SDM PTPN XI yang membawahi PG Poerwodadi Magetan, Jumat (10/5/2019).
Pada awalnya PG Poerwodadie memiliki 18 lokomotif yang dioperasikan penuh untuk mengangkut tebu dari kebun milik warga.
Wilayah operasi lokomotif tersebut mencakup seluruh wiayah Kabupaten Magetan.
Namun, karena mulai sulitnya mendapatkan suku cadang dan mulai maraknya mobil truk digunakan warga untuk mengangkut tebu ke pabrik, membuat peran lokomotif tua mulai berkurang.
Kerusakan pada ketel uap pada sebagian besar lokomotif membuat perusahaan memilih menghentikan operasional lokomotif.
Baca juga: Museum Bangkrut dan Ditutup, Lokomotif Bersejarah Terpaksa Dilelang
Meski telah berusia seabad lebih, namun lokomotif milik PG Poerwodadie masih mampu menarik puluhan lori tua yang sarat dengan muatan tebu.