Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Kapal Asing Ditenggelamkan di "Kuburan" Kapal di Belawan

Kompas.com - 11/05/2019, 19:32 WIB
Dewantoro,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Tiga kapal asing dari Malaysia dan Thailand ditenggelamkan di area 14 di perairan Belawan, Sabtu sore (11/5/2019).

Tempat penenggelaman bukan merupakan alur pelayaran, melainkan "kuburan" kapal karena sudah banyak kapal yang ditenggelamkan.

Hal itu disampaikan Staf khusus di Satgas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara Ilegal (Satgas 115) dan Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan Yunus Hussein di Terminal Bandar Deli, Sabtu.

Yunus menjelaskan, ketiga kapal tersebut, yakni KM PKFB 443, berkapasitas 49,69 GT dari Thailand dan jumlah orang yang diamankan sebanyak 3 warga negara Thailand oleh PSDKP Belawan pada 13 Agustus 2018.

Baca juga: Penenggelaman Kapal Tak Rusak Lingkungan, Ini Penjelasan Susi Pudjiastuti

Kedua, KM PKFB 600 berkapasitas 59,22 GT dari Myanmar dan jumlah orang yang diamankan sebanyak 4 orang warga negara Myanmar oleh PSDKP pada 5 Oktober 2018.

Lalu ketiga, KM SLFA 4938 berkapasitas 29,17 GT dari Malaysia dan jumlah orang yang diamankan sebanyak 2 warga negara Myanmar oleh Ditpol Air Polda Sumut pada 5 Desember 2018.

Penenggelaman ini, menurutnya, juga dilakukan di beberapa tempat seperti sebelumnya di Pontianak dan Natuna. Namun begitu, penenggelaman di area 14 ini belum sempurna. Selama berjam-jam, kapal diisi air menggunakan mesin. Setelah penuh pun kapal masih tetap mengapung.

"Tapi tampaknya penenggelamannya belum sempurna. Karena mungkin masih ada udara atau busa yang membuat kapal belum tenggelam sempurna," katanya.

Baca juga: Gubernur Kalbar Minta Pemerintah Buat Aturan Percepatan Penenggelaman Kapal Pencuri Ikan

Karena itu, pihaknya mengirim kembali pengawas kelautan dan perikanan untuk membuat lubang baru dan memotong-motong bagian kapal, sehingga kapal tenggelam sempurna. Pihaknya memastikan mesin kapal ikut tenggelam.

"Ini penghukuman kepada pemilik kapal, memberi efek jera dan kepada lainnya supaya tak ambil ikan di wilayah penangkapan perikanan Indonesia," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com