PONTIANAK, KOMPAS.com - Selama lebih kurang 4,5 tahun menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti telah tercatat menenggelamkan sedikitnya 501 kapal nelayan asing di seluruh perairan Indonesia.
Susi berharap, aksi tersebut dapat menimbulkan efek jera bagi para nelayan asing untuk mencuri ikan di wilayah Indonesia.
"Dengan penenggelaman kapal ini, nelayan asing itu harus jera. Kemudian ini namanya kepastian hukum, orang yang mau nyuri ikan kita, tidak ada beda-beda (tenggelamkan). Gitu aja yang saya inginkan," kata Susi usai penenggelaman 13 kapal nelayan Vietnam di Pulau Datuk, Mempawah, Kalimantan Barat, Sabtu (4/5/2019).
Baca juga: Menteri Susi Tenggelamkan 13 Kapal Nelayan Berbendera Vietnam
Akibat jeranya nelayan asing mencuri ikan di perairan Indonesia, secara otomatis juga akan meningkatkan stok ikan dan jumlah hasil tangkapan nelayan lokal.
"Sudah jelas dan pasti (naik). Stok ikan naik hampir 100 persen. Sementara kenaikan tangkap lebih dari 50 persen, selama lima tahun ini," terangnya.
Selain itu, saat ini masih ada sebanyak 90 kapal yang masih dalam proses hukum dan belum inkrah. Dia berharap, putusan ke-90 kapal itu nantinya dimenangkan negara, agar dapat segera ditenggelamkan.
"Saat ini masih ada 90 kapal asing yang belum inkrah. Ada yang dalam proses banding, ada yang kasasi," ujarnya.
Baca juga: Menteri Susi Tinjau 26 Kapal Vietnam yang Siap Ditenggelamkan Pekan Depan
Sebelumnya, Susi memimpin penenggelaman 13 kapal nelayan asing berbendera Vietnam di Pulau Datuk, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Sabtu (4/5/2018).
Sedianya, ada 51 kapal yang siap ditenggelamkan, namun penenggelamannya akan dilakukan bertahap dalam satu bulan ini.
"Dalam satu bulan ini, ada 51 kapal asing yang akan kita tenggelamkan secara bertahap," kata Susi di Dermaga Stasiun PSDKP Pontianak, Sabtu sore.
Menurut dia, kehadirannya dalam prosesi tersebut untuk memastikan kapal tersebut benar-benar ditenggelamkan.
"Kita pernah menemukan kapal yang pernah ditangkap itu ditangkap lagi," ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.