SURABAYA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Fattah Jasin mengatakan, pembangunan light rail transit (LRT) untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya sangat dibutuhkan.
Terlebih, jumlah penduduk di Surabaya, Gresik, Mojokerto, dan Sidoarjo memiliki jumlah penduduk yang cukup besar, yakni sekitar 10 juta penduduk.
Karena itu, kota-kota besar di Jawa Timur, sudah harus memiliki alternatif transportasi massal.
"Ini sekelas Jatim, Surabaya, enggak punya konsep angkutan massal. Bus pun enggak punya," ucap Fattah kepada Kompas.com, Senin (22/4/2019).
"Hanya bus plat merah Surabaya yang wira-wiri, itu bukan angkutan massal, tapi umum. Itu busnya plat merah supaya orang tau, oh Surabaya punya angkutan umum massal, itu bukan. Itu hoaks itu," katanya.
Baca juga: Pemprov Jatim Ajukan Pembangunan LRT ke Kemenhub
Menurut Fattah, yang dikatakan transportasi massal itu terdapat jalan khusus dan tidak melewati jalan umum yang biasa digunakan selama ini.
Seperti halnya DKI Jakarta, yang memiliki Transjakarta, Busway, kereta api rute Jabodetabek, hingga moda raya terpadu (MRT).
"Jawa Timur, mana ada kereta macam di Jabodetabek? Gerbang Kartasusila mana? Enggak ada kan, itu urgensinya. Maka 10 juta penduduk itu wajib diberi fasilitas angkutan publik, angkutan umum," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Ganjar: Jateng Siap Bangun LRT di Kota Semarang
Fattah menyebut, konsep LRT yang sudah diserahkan ke Kementerian Perhubungan itu, nantinya akan melintasi mulai dari Lamongan-Gresik, Gresik-Surabaya, Surabaya-Sidoarjo, Surabaya-Bandara Juanda, Sidoarjo-Mojokerto.
"Malang tidak, Malang punya konsep sendiri di Malang Raya. Malang kabupaten, Kota Malang, dan Kota Batu. Itu satu kesatuan," jelasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.