Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pinjam Koper Milik Ibu hingga Alasan Korban Dimutilasi

Kompas.com - 16/04/2019, 12:15 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Polisi mengungkap kronologi pembunuhan BH, seorang guru honorer asal Kediri yang mayatnya ditemukan di dalam koper di pinggir sungai bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Jawa Timur, Rabu (3/4/2019).

Wakapolda Jawa Timur Brigjen Toni Harmanto menjelaskan, peristiwa pembunuhan itu terjadi sehari sebelum jenazah BH ditemukan di Blitar. Polisi telah menangkap dua pelaku pembunuhan, AP atau Aris dan AS atau Azis (34).

Seperti diduga sebelumnya, motif pembunuhan tersebut adalah masalah asmara antara pelaku AS dan korban.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Korban emosi karena tak diberi uang setelah berhubungan badan

IlustrasiWWW.PEXELS.COM Ilustrasi

Aris dan korban BH membuat janji untuk bertemu di warungnya di Jalan Surya Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.

"Di tempat itu, pelaku dan korban melakukan hubungan badan sesama jenis alias gay," kata Brigjen Toni kepada wartawan, Senin (15/4/2019).

Usai berhubungan badan, pelaku biasanya memberikan sejumlah uang kepada korbannya. Namun saat itu, dia sedang tidak membawa uang. Korban lalu marah-marah dan emosi.

Sementara itu, Azis, teman pelaku yang saat itu juga berada di warung mengingatkan korban untuk tidak tidak gaduh karena waktu sudah malam.

"Korban tidak mengindahkan peringatan Azis, namun malah menampar Azis. Azis pun balas menampar korban," jelasnya.

Korban emosi nekat mengambil parang dan menyerang Azis, namun Azis berhasil menghindar dan merebut parang dari tangan korban.

Setelah itu, Azis balik menyerang dan menyabetkan parang berkali-kali mengenai punggung dan leher korban. Korban pun meninggal di lokasi.

Baca Juga: Kronologi Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Kediri

2. Alasan pelaku memotong kepala korban

Ilustrasi mutilasi.sklepplastyczny24 Ilustrasi mutilasi.

Melihat korban meninggal, AP dan AS pun panik. Mereka lalu berencana membuang korban untuk menghilangkan jejak.

Setelah itu muncul ide untuk memasukkan korban ke dalam koper. Namun karena tidak muat, keduanya lalu memotong leher korban.

"Potongan kepala dan leher dibuang di lokasi yang berbeda untuk menghilangkan jejak," kata Toni.

Keesokan harinya, koper berisi jenazah pria yang juga pemilik sanggar tari dan guru tari honorer di Kabupaten Kediri itu ditemukan pencari rumput di pinggir sungai bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Jawa Timur.

Baca Juga: Ini Cerita Keluarga Soal AP, Tersangka Pemutilasi Pria yang Mayatnya Ditemukan dalam Koper

3. Pelaku pakai koper milik ibunya untuk buang jasad BH

Koper yang dipakai pelaku mutilasi untuk membuang jasad korban Budi Hartanto di Kediri, Senin (15/4/2019). KOMPAS.com/ACHMAD FAIZAL Koper yang dipakai pelaku mutilasi untuk membuang jasad korban Budi Hartanto di Kediri, Senin (15/4/2019).

AS atau Aris (34), salah satu pelaku pembunuhan BH (28) ternyata mengambil koper milik ibunya untuk membuang jenazah BH, yang telah dibunuhnya bersama AP.

Saat itu ibu pelaku sempat bertanya kepada AS maksud membawa koper miliknya. AS oun beralasan jika koper berwarna hitam tersebut akan dijual.

"Usai membunuh, Aris pulang dan mengambil koper ibunya, dengan alasan akan dijual," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Timur Kombes Gupuh Setiyono, Senin (15/4/2019) kepada wartawan.

Pelaku berusaha membuktikan kepada ibunya jika tas tersebut dijual dengan menunjukkan uang sebesar Rp 600.000 kepada ibunya. Setelah diusut, AS mengaku uang tersebut adalah milik korban BH.

"Tapi uang tersebut adalah uang milik korban yang diambil dari dompet korban. Setelah ditunjukkan kepada ibunya, uang tersebut dibagi dua dengan Azis rekannya," terang Gupuh.

Baca Juga: Kasus Mayat Dalam Koper, Pelaku Bohongi Ibunya Tentang Penjualan Koper

4. Para pelaku merampas harta benda milik korban

Setelah mengambil uang milik korban, sebagai upaya menghilangkan jejak, Aris lalu membakar barang-barang milik korban seperti tas, pakaian, dompet, dan kartu identitas.

Ilustrasi penganiayaanKompas.com/ERICSSEN Ilustrasi penganiayaan

Motor milik korban disimpan di rumah pelaku Aris, sementara ponsel dan plat nomer kendaraan korban disimpan di rumah Azis.

Di koper tersebut, kedua pelaku memasukkan jenazah korbannya dengan terlebih dahulu memutilasi bagian tubuh lainnya.

Koper berisi tubuh korban dibuang di bawah Jembatan Karang Gondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, pada 3 April 2019 dini hari.

Siang harinya, koper tersebut ditemukan oleh pencari rumput. Sementara bagian kepala korban dibuang di Sungai Ploso Kerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Kedua lokasi berjarak sekitar 5 hingga 6 kilometer.

Baca Juga: Ini Alasan Dua Pelaku Mutilasi Mayat dalam Koper

5. Pelaku AS ditangkap saat hendak kabur ke Lampung

IlustrasiKOMPAS/DIDIE SW Ilustrasi
Polisi bekerja keras untuk memburu kedua pelaku. Lima hari setelah aksi pembunuhan, tepatnya pada 7 April 2019, polisi mendeteksi keberadaan AS di Ngawi di rumah saudaranya.

Lalu diketahui pada tanggal 10 April, Aris memesan tiket untuk pergi ke Lampung untuk berangkat tanggal 11 menggunakan jalur darat.

"Informasi dari saudaranya di Ngawi, sejak tanggal 7 hingga tanggal 10, pelaku berada di Ngawi. Dan berangkat ke Lampung pada 11 April," Kombes Gupuh Setiyono, Senin (15/4/2019).

Tak mau kehilangan jejak, polisi terus melacak posisi Aris yang menaiki bus menuju Lampung. Berkat kerjasama dengan jajaran Polda Metrojaya, akhirnya pelaku diamankan di dalam bus.

"Bus yang dinaiki pelaku dihentikan di Tegal Parang Jakarta Selatan," terangnya.

Sementara itu, di waktu yang hampir bersamaan, polisi juga menangkap Azis Prakoso, rekan yang juga tetangga Aris Sugianto di Kediri.

Dari keterangan kedua pelaku itulah, baru diketahui kemana bagian tubuh Budi Hartanto dibuang.

Saat ini keduanya telah diamankan di Mapolda Jawa Timur untuk diperiksa intensif atas perbuatannya. Keduanya dijerat pasal Pasal 338 juncto pasal 365 ayat 3 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Baca Juga: Pembunuh Mayat Dalam Koper Ditangkap di Bus Saat Akan Kabur Ke Lampung

6. Menangis dan menyesal saat diperiksa polisi

Aris Sugianto, pelaku pembunuhan mayat dalam koper mewek saat polisi merilis kasus di Mapolda Jatim, Senin (15/4/2019)KOMPAS.com/ACHMAD FAIZAL Aris Sugianto, pelaku pembunuhan mayat dalam koper mewek saat polisi merilis kasus di Mapolda Jatim, Senin (15/4/2019)

Saat gelar perkara di Mapolda Jawa Timur, Senin (15/4/2019) siang, AS menangis di hadapan para wartawan peliput.

"Saya menyesal, saya minta maaf kepada keluarga korban, saya khilaf," kata Aris didampingi Azis Prakoso, pria yang juga ikut membunuh Budi Hartanto, seorang guru tari honorer Pemkab Kediri.

AS juga berjanji akan mendoakan korban diampuni dosa-dosanya.

"Saya di sini hanya bisa berdoa agar almarhum diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan bersama orang-orang yang beriman," ucapnya sambil menangis.

Seperti diketahui, AP diketahui adalah pria berusia 23 tahun, warga Jalan Merak, Desa Ringinrejo, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.

Sementara AS tercatat sebagai warga Desa Mangunan, kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Baca Juga: Di Depan Wartawan, Pembunuh Pria yang Mayatnya Ditemukan Dalam Koper Menangis

Sumber: KOMPAS.com (Achmad Faizal)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com