Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Duka Perawat Caleg Stres, Harus Sabar Dengar Janji Kampanye hingga Tak Boleh Baper

Kompas.com - 16/04/2019, 08:52 WIB
Caroline Damanik

Editor

MEDAN, KOMPAS.com - Panti Minyak Narwastu dan Panti Mercusuar Doa, dua panti rehabilitasi di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, sudah terbiasa merawat para calon anggota legislatif yang stres karena gagal menang dalam pemilihan umum.

Jelang Pemilu 2019 yang akan dihelat Rabu, 17 April 2019, pun, mereka sudah bersiap, meski dalam hati tak ingin ada pasien baru yang stres.

Dalam merawat para caleg yang depresi, para perawatnya harus sabar dan tak boleh cepat terbawa perasaan.

Baca juga: Mereka yang Siap-siap Merawat Caleg Stres...

Hermin Fitrian Hutagaol, Bendahara Panti Rehabilitasi Minyak Narwastu, bertutur, mereka pernah merawat caleg gagal yang dikirim dari Kota Padangsidempuan. Kini, caleg itu sudah sembuh.

Selama dirawat, FH, caleg tersebut, masih sering memperdengarkan janji-janji kampanyenya. Menurut mereka, FH memang terobsesi untuk menjadi seorang anggota dewan.

"Kalau caleg ini stres, dia semacam terbawa-bawa kampanyenya. Terobsesi. Kadang dia kasih janji. Bagi-bagi jabatan. Juga suka sedih karena banyak habis uang," ungkap Hermin di Panti Minyak Narwastu di Jalan Sibatu-batu, Kecamatan Siantar Siatalasari, Senin (15/4/2019).

Selain itu, lanjut dia, berdasarkan pengalaman sejak panti berdiri pada tahun 2003, para perawat memang agak kesulitan mengurus caleg stres karena mereka sedikit sulit diatur. Pasien, lanjut dia, cenderung merasa seperti bos.

"Kalau caleg ini susah diatur karena merasa bos. Egonya tinggi," katanya.

Baca juga: Viral, Dua Pria Pendukung Jokowi dan Prabowo Taruhan Tanah 1 Hektar dalam Pilpres

 

 

 

Untuk menangani caleg yang demikian, lanjut Hermin, panti menyiapkan program khusus yang disampaikan dari mulut ke mulut.

"Kami welcome untuk yang stres. Kami ada selebaran khusus untuk caleg. Sudah kami siapkan program khusus," ujarnya.

Sementara itu, Panti Rehabilitasi Mercusuar Doa juga memiliki pengalaman serupa dalam merawat caleg stres. Mereka mengaku pernah menerima caleg stres dari Kabupaten Tobasamosir.

"Agak beda kalau pasien karena kalah di pemilihan legislatif. Agak pendiam dan mudah marah. Caleg ini gila atau stres karena uang. Sebenarnya lebih mudah dan masih bisa diajak interaksi," ujar Ketua Panti Mercusuar Doa, Ucok Ronny Sitorus.

Baca juga: Diungkap, Nama-nama Caleg Pelanggar Pidana Pemilu Selama Masa Kampanye

Mereka, lanjut dia, biasanya sudah disiapkan program khusus untuk pemulihan, seperti konseling khusus perdamaian serta diwajibkan mengikuti aktivitas olahraga atau kebugaran, musik dan ibadah.

Dalam konseling, lanjut dia, para caleg stres akan diberikan pemahaman untuk berdamai pada diri dan menerima kekalahan.

Ucok mengatakan, pantinya kebanyakan menangani caleg stres dari luar Kota Pematangsiantar dan Simalungun. Biasanya keluarga mereka sengaja memilih tempat yang agak jauh untuk menghindar dari rasa malu.

Menjelang Pemilu 2019 yang akan digelar besok, Ucok berharap agar keluarga caleg untuk segera mengambil langkah cepat jika sudah mulai melihat ada tanda-tanda stres. Pasalnya, jika dibiarkan, bisa berdampak parah.

"Kalau enggak bisa ditangani, bisa berat juga. Penanganan cepat. Kami harus langsung mendampingi untuk mengajaknya menerima kekalahan," ujarnya.

Program rehabilitasi caleg stres ini untuk kedua panti ini tidak dibanderol tarif khusus. Tarifnya sama dengan kasus lain, berkisar Rp 3 juta per bulan.

Namun, Panti Rehabilitasi Mercusuar Doa mengaku mempertimbangkan juga kondisi ekonomi keluarga dari caleg yang bersangkutan.

 

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Hermin Merawat Caleg Stres: Sering Janji, Bagi-bagi Jabatan hingga Sedih Kehabisan Banyak Uang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com