KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin memilih pengumuman calon menteri setelah menang Pemilu 2019.
Hal itu disampaikan Ma'ruf di hadapan para santri dan pendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf di Pondok Pesantren Al Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Jumat (29/3/2019).
Seperti diketahui, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto telah mengumumkan sejumlah nama yang dianggap sesuai mengisi kursi menteri, jika dirinya menang dalam Pemilu 2019.
Berikut ini fakta saat kampanye Ma'ruf di wilayah Sumatera Selatan:
Usai menjalankan shalat Jumat, Ma'ruf berdialog dengan ratusan santri dan santriwati di aula pondok pesantren tersebut.
Usai tatap muka, kepada wartawan Ma'ruf sempat mempertanyakan pernyataan dari Prabowo yang hendak mengumumkan calon anggota kabinetnya jika terpilih jadi presiden.
“Ya boleh saja, boleh saja namanya orang kepingin, kalau kita sih tunggu aja, Pak Jokowi juga sudah ngangen-ngangen siapa bakal jadi apa kalau nanti terpilih tapi tidak dikeluarkan sekarang, menang dulu lah, menang saja belum, menang dulu baru dikeluarkan,” katanya.
Baca Juga: Ma'ruf Amin Pilih Menang Dulu, Baru Bicarakan Kandidat Menteri
Ma'ruf mengatakan, kartu sakti yang digagas dirinya dan Jokowi sangat dibutuhkan oleh rakyat karena keberadaan kartu dapat mempermudah.
Ma'ruf menilai masyarakat saat ini belum canggih betul. Jika sudah canggih, tak perlu pakai kartu cukup pakai aplikasi ponsel.
"Kartu itu mempermudah, supaya orang tidak sulit buka kartu. Karena apa? Karena masyarakat kita belum canggih betul. Kalau sudah canggih, nanti tidak perlu kartu, cukup dengan aplikasi ponsel saja. Sekarang belum bisa, tunggu saja, jangan terburu-buru," jelasnya.
Ma'ruf menganggap, banyak anak-anak yang dapat menyelesaikan pendidikan dasar hingga 12 tahun dengan kartu Indonesia pintar.
“Ke depan, pendidikan anak-anak akan kami lanjutkan hingga perguruan tinggi,” katanya.
Baca Juga: Ma'ruf Amin: Menang Dulu Lah, Baru Dikeluarkan