Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Kisah Taufik "Si Penyelamat" di Air Terjun Tiu Kelep | Bayi Kembar Bernama Prabowo dan Sandi

Kompas.com - 26/03/2019, 07:18 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang anak penyandang disabilitas berusia 12 tahun asal Lombok Utara bernama Taufik, berhasil membantu puluhan wisatawan asal Malaysia yang terjebak longsor di air terjun Tiu Kelep beberapa waktu lalu.

Taufik menunjukkan jalan kepada para wisatawan untuk mencari pertolongan. Saat itu, tiga orang menjadi korban meninggal karena tertimpa bebatuan besar.

Mereka adalah dua wisatawan asal Malaysia dan Tomi Albayani (14), salah satu kerabat Taufik.

Sementara itu, berita tentang seorang caleg yang menjadi bos kelompok pencuri juga menjadi sorotan di Kompas.com. Bos pencuri berinisiap SP itu mengaku mencari dana kampanye dari hasil mencuri.

Baca berita populer nusantara secara lengkap berikut ini:

1. Kisah Taufik yang hidup dalam kesederhanaan

Senaru, Kompas.Com inilah Taufik, bocah disabilitas penyelamat WN Malaysia, korban longsor air terjun Tie Kelep, Senaru, Lombok Utara, hidup dalam kemiskinan.KOMPAS. Com/Fitri.R Senaru, Kompas.Com inilah Taufik, bocah disabilitas penyelamat WN Malaysia, korban longsor air terjun Tie Kelep, Senaru, Lombok Utara, hidup dalam kemiskinan.

Menjadi pemandu wisata atau guide cilik bukan pilihannya. Keadaan ekonomi keluarganya memaksa bocah penyandang tunarungu ini untuk menjadi tulang punggung keluarga.

Taufik, yang juga penyandang tuna rungu, menghabiskan masa kanak-kanaknya untuk bekerja memandu para wisatawan di Tiu Kelep.

Taufik tinggal di gubuk sederhana bersama neneknya, Siranim, dan tiga sepupunya. Kedua orangtuanya telah lama bercerai. Sebagai penopang ekonomi, Taufik dan keluarganya mendapat bantuan dari pemerintah dan saudara-saudaranya.

"Dibilang tulang punggung keluarga sih endak juga karena mereka mengandalkan kiriman dari kakeknya yang merantau di Malaysia. Tapi kalau ada rezeki yang didapat dari air terjun akan diberikan ke neneknya untuk membantu biaya makan minum," ungkap Sarwan, kepala Dusun Lendang Cempaka, Senaru.

Baca berita selengkapnya: Kisah Pilu Taufik, Malaikat Kecil Penyelamat Turis Malaysia yang Jadi Tulang Punggung Keluarga (1)

2. Bayi kembar di Bandung bernama Prabowo dan Sandi

Bayi Prabowo (kiri) dan Sandiaga (kanan), anak kembar dari pasangan suami istri, Dede Wahyudin(38) dan Elis Nurlatifah (28), warga Kampung Bojongloa, RT 02 RW 02, Desa Pasirpogor, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. KOMPAS.com/PUTRA PRIMA PERDANA Bayi Prabowo (kiri) dan Sandiaga (kanan), anak kembar dari pasangan suami istri, Dede Wahyudin(38) dan Elis Nurlatifah (28), warga Kampung Bojongloa, RT 02 RW 02, Desa Pasirpogor, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Pasangan suami istri, Dede Wahyudin (38) dan Elis Nurlatifah (28), warga Kampung Bojongloa, RT 02 RW 02, Desa Pasirpogor, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, memberi nama anak kembarnya nama mirip dengan nama pasangan calon presiden dan wakil presiden RI nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

“Bedanya cuma 3 menit. Kakaknya saya kasih nama Muhammad Prabowo dan adiknya Muhammad Sandiaga,” kata Wahyudin saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Minggu (24/3/2019).

Kedua bayi tersebut memiliki berat 2,1 kilogram dan 2,5 kilogram serta panjang masing-masing 46 cm di RSUD Cililin.

Nama dua bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut segera menjadi viral di media sosial.

Baca berita selengkapnya: Bayi Kembar asal Bandung Barat Diberi Nama Prabowo dan Sandiaga (1)

3. Terdakwa Ahmad Dhani sakit asam urat

Sidang lanjutan perkara pencemaran nama baik dengan terdakwa Ahmad Dhani di PN Surabaya, Selasa (19/3/2019)KOMPAS.com/ACHMAD FAIZAL Sidang lanjutan perkara pencemaran nama baik dengan terdakwa Ahmad Dhani di PN Surabaya, Selasa (19/3/2019)

Terdakwa kasus pencemaraan nama baik melalui vlog "Idiot" Ahmad Dhani dikabarkan sempat mengalami sakit asam urat saat ditahan di Rutan Kelas I Surabaya Medaeng, Jawa Timur. Dhani sempat diinfus selama empat hari di dalam tahanan.

"Asam urat di kaki kanannya kambuh, sempat diinfus juga selama empat hari," kata Sahid, anggota tim kuasa hukum Ahmad Dhani, saat dikonfirmasi melalui telepon, Senin (25/3/2019).

Sahid mengatakan, sakit yang kambuh itu membuat Dhani kesulitan berdiri dan berjalan ke kamar mandi.

"Kalau kambuh, buang air kecilnya lewat botol," ujar Sahid.

Baca berita selengkapnya: Ahmad Dhani Derita Asam Urat, kalau Kambuh Buang Air Kecil Lewat Botol

4. Caleg jadi bos pencuri tertangkap polisi

Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor merilis barang bukti dan lima pelaku pencurian bermodus gembos ban. Otak kejahatannya adalah seorang caleg.KOMPAS.com/AFDHALUL IKHSAN Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor merilis barang bukti dan lima pelaku pencurian bermodus gembos ban. Otak kejahatannya adalah seorang caleg.

Calon anggota legislatif (caleg) berinisial SP (36) ditangkap atas kasus pencurian dan pemberatan bermodus pecah kaca dan gembos ban.

SP mengaku nekat melakukan perbuatannya karena kebutuhan untuk kepentingan pencalegan dan kampanye.

"Iya keterangan awal, tapi terkait uang hasil di Bogor masih dalam pengembangan dan sudah kami amankan sebanyak Rp 40 juta," kata Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Benny Cahyadi, Jumat (22/3/2019) malam.

Baca berita selengkapnya: Caleg Jadi Bos Komplotan Pencuri, Alasannya Butuh Duit untuk Kampanye

5. Kasus Ngabalin "diusir" dari kampus UIN Sumut

Insiden pengusiran Ali Mochtar Ngabalin di kampus UIN Sumut pada Kamis (21/3/2019) oleh demonstran mahasiswa dibantah pihak kampus, Minggu (24/3/2019)handout Insiden pengusiran Ali Mochtar Ngabalin di kampus UIN Sumut pada Kamis (21/3/2019) oleh demonstran mahasiswa dibantah pihak kampus, Minggu (24/3/2019)

Kepala Subbagian Humas dan Informasi UIN Sumut Yunni Salma mengatakan, tidak ada pengusiran Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin dari acara diskusi publik di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Menurut Yunni, yang terjadi adalah demonstransi mahasiswa dan itu hanyalah sebuah kesalahpahaman mahasiswa.

"Tidak ada sebenarnya istilah pengusiran di situ. Yang kita ketahui itu acara dialog publik. Konten materi di dalamnya murni soal kemaritiman, tidak menyinggung sama sekali tentang kampanye politik apa pun. Ini hanya kesalahpahaman berangkali, antara beberapa orang mahasiswa," kata Yunni kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (24/3/2019).

Menurut Yunni, hanya sepuluh orang yang beraksi, dan demonstrasi terjadi saat acara sudah berlangsung.

Ngabalin sudah berusaha berdialog dengan para mahasiswa yang melakukan protes, tetapi pada saat yang sama dia juga harus kembali ke Jakarta.

Baca berita selengkapnya: Penjelasan UIN Sumut soal Pengusiran Ngabalin dari Diskusi Publik

Sumber: KOMPAS.com (Mei Leandha, Afdhalul Ikhsan, Achmad Faizal, Putra Prima Perdana, Fitri Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com