Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah di Pedalaman Flores Ini Bahkan Tak Mampu Beli Kapur Tulis

Kompas.com - 25/03/2019, 22:02 WIB
Nansianus Taris,
Khairina

Tim Redaksi

Hendrikus menuturkan, di tengah keterbatasan itu, semangat para guru untuk mendidik anak-anak tidak pernah surut. Begitu pula anak-anak. Mereka tidak pernah malas bersekolah meski harus belajar di bangunan yang seperti gubuk.

Ia menambahkan, jumlah guru di SMPN 3 Waigete ada 10 orang. Sembilan orang guru komite dan 1 PNS. Sementara jumlah siswanya ada 76 orang. Kelas 7 ada 36 siswa dan kelas 8 ada 40 siswa.

Ia juga menceritakan, pada tanggal 16-19 Maret 2019 lalu, angin kencang melanda daerah itu dan mengakibatkan atap dan dinding bangunan sekolah itu ambruk.

Meski dua ruang kelas ambruk, para guru SMPN 3 Waigete tidak membiarkan siswa-siswi telantar tanpa aktivitas pembelajaran di sekolah.

Baca juga: Adaptasi Perubahan Iklim, BMKG Gelar Sekolah Lapang Nelayan di Ambon

Siswa-siswi tidak boleh dirugikan untuk mendapatkan pembelajaran. Sehingga, untuk mengatasi kekurangan ruangan belajar, pihak sekolah menggabungkan kelas 1 di dalam satu ruangan, begitu pula dengan kelas 2.

Dalam kondisi itu, siswa-siswi terpaksa belajar di ruangan yang sempit.

Dengan kondisi itu, para guru mengalami kendala saat proses pembelajaran berlangsung.

"Di dalam kelas kadang siswa-siswi ribut. Guru sulit mengatur mereka karena jumlahnya terlalu banyak. Tetapi, apa boleh buat, begini sudah kondisinya. Proses pendidikan harus tetap berjalan," kata Hendrikus.

"Kami sangat berharap, dengan kehadiran media massa di sekolah ini bisa membantu agar kondisi di sini bisa disampaikan kepada pemerintah yang di atas. Kami semua minta dengan teman-teman wartawan untuk bantu. Mungkin dengan melihat berita, pemerintah bisa buka mata melihat sekolah ini," tutur Hendrikus.

Menanggapi hal itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Sikka Yoseph Benyamin mengatakan, di tahun 2020 pemerintah akan membangun 3 ruangan kelas untuk SMPN 3 Waigete.

"Sekolah itu salah satunya jadi prioritas kami," katanya saat ditemui Kompas.com di ruang kerja, Senin (25/3/2019).

Menurut dia, untuk NPSN, tahun depan ditargetkan agar bisa selesai diproses. Saat ini masih ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Ia menambahkan, segala kekurangan yang ada pasti bisa diselesaikan tahun depan.

"Semuanya ada tahap-tahap dan proses yang harus diikuti," jelasnya.

 

Kompas TV Kurang lebih sepekan kegiatan belajar mengajar diliburkan oleh pemerintah Kabupaten Jayapura karena banjir bandang. Hari ini (25/3), kegiatan belajar mengajar kembali dijalankan di seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Jayapura. Meski demikian, terdapat sejumlah sekolah yang belum aktif menjalankan proses belajar mengajar, seperti yang terlihat di SMA Negeri 1 Sentani. Siswa yang datang ke sekolah hanya diminta untuk membantu membersihkan sisa banjir di ruang kelas mereka. #BanjirBandangPapua #BanjirPapua


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com