Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Alhamdulillah, Kepala Afdun Sudah Mengecil, Berkurang Tangisnya..."

Kompas.com - 09/03/2019, 11:06 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Bertahan dari sumbangan...

Nasawardi hanya seorang nelayan kecil yang mengais rezeki di laut Sibolga. Penghasilannya tak banyak, hanya cukup untuk bertahan hidup dengan istrinya Afsanah yang tak bekerja.

Kehadiran Afdun membuat mereka lebih bahagia, cuma saja, keduanya mesti menjalani ujian kehidupan yang berat terlebih dahulu. Rumah Sakit Metta Medika, Kota Sibolga menyatakan bayi laki-laki mereka menderita hidrosefalus sejak dilahirkan.

Tak mau hanya meratap dan berkeluh kesah, berbekal KTP dan kartu BPJS, Nasawardi bolak-balik rumah sakit mengupayakan kesembuhan Afdun. Berhubung pasien 'miskin', Afdun hanya diobati ala kadarnya dan obat generik sebagai penangkal sakit. Rujukan rumah sakit agar Afdun dibawa ke RSUPHAM Medan tak digubris karena untuk makan saja sudah susah.

Baca juga: Menderita Hidrosefalus, Tempurung Kepala Bayi Ini Melipat

Beruntung kabar duka keluarga ini tersebar. Banyak pihak berempati dan ramai-ramai menggalang dana. Salah satunya dari Ikatan Wartawan Online (IWO) Sibolga-Tapanuli Tengah dan Kapolres Sibolga AKBP Edwin H Harianja.

Dukungan materi dan moril yang terkumpul akhirnya membawa Afdun tiba di Kota Medan pada Selasa (26/2/2019).

Tak punya sanak saudara di kota besar ini dan demi menghemat biaya selama di Medan, Nasawardi dan istrinya tinggal di kos-kosan seharga Rp 900.000 per bulan. Tepat di depan rumah sakit terbesar di Kota Medan itu.

Hari pertama memasuki rumah sakit, Afsanah sempat kebingungan saat hendak melakukan registrasi. Setelah itu, setiap hari Afdun dibawa untuk diperiksa dan harus melakukan daftar ulang. 

"Yang paling ku ingat, kami sudah mendaftar dari jam 09.00 WIB, tapi baru dipanggil jam 16.00 WIB sore.

Baca juga: Bocah Hidrosefalus Tiba-tiba Tertawa Riang Saat Dijenguk Dedi Mulyadi

Afdun waktu itu terus menangis, kepalanya terus membesar. Waktu di Sibolga, beratnya 6,6 kilogram, sampai di Medan jadi 6,8 kilogram. Kami panik, bingung, maunya anak kami bisa lebih cepat dioperasi," ungkapnya Afsana.

Pascaoperasi, Naswardi harus menunggu 10 hari untuk memastikan apakah anaknya akan menjalani operasi lanjutan atau pulih dan bisa pulang ke kampung. Waktu menunggu ini yang membuatnya resah karena harus mengeluarkan biaya tambahan sementara uang semakin menipis. Bantuan pemerintah dan belas kasih para dermawan menjadi tumpuan harapannya.

"Kami bertahan dari sumbangan... Uang bantuan semakin habis karena selama di Medan aku tak kerja, hanya mengurusi Afdun saja. Kami cuma berharap anak kami sembuh dan sehat, bisa seperti anak-anak lain..." katanya dengan muka sendu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com