SURABAYA, KOMPAS.com - Aqilla Kirana (16 bulan) masih tergolek lemah di ruang ICU Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jumat (23/2/2018). Sepanjang 2 kali 24 jam sejak operasi pertama Kamis kemarin, statusnya masih kritis.
Tim dokter RS Unair menidurkannya guna menyetabilkan tekanan darah dan nadi pasca-operasi 7 jam untuk untuk menata rongga kepala bayi perempuan pasangan Agus Salim dan Retno Wilis asal Batam, Kepulauan Riau, itu.
Kirana divonis menderita hidrosefalus sejak masih dalam kandungan. Namun bentuk tempurung kepala Kirana berbeda dengan penderita Hidrosefalus pada umumnya. Di bagian tengah kepala Kirana seperti terdapat lipatan hingga berpengaruh pada posisi mata kirinya.
Di operasi tahap pertama kemarin, kata dokter bedah plastik dr Indri Laksmi Putri, tim dokter berupaya mengubah bentuk lipatan di kepala Kirana menjadi bentuk semula. "Selain itu cairan yang ada di rongga kepala kita buang melalui perut," jelasnya.
Baca juga : Kondisi Terkini Selly, Penderita Hidrosefalus yang Sempat Ketuk Hati Pembaca Kompas.com
Tim dokter kata dia juga berupaya merekonstruksi bagian mata kiri Kirana ke bentuk semula.
"Kornea mata kiri rusak parah akibat tekanan pembesaran kepala," jelasnya.
Operasi rekonstruksi kepala Kirana, kata dia, dilakukan sangat hati-hati karena tepat di lipatan kepala Kirana terdapat selaput saraf besar yang sangat berbahaya jika sampai terganggu.
Baca juga : Donasi Pembaca Kompas.com buat Ortu Selly, Penderita Hidrosefalus, Bisa Tebus Surat Rumah
Operasi pada Kirana melibatkan banyak tim dokter spesialis dari bedah plastik, saraf, telinga hidung tenggorokan hingga tim dokter psikiater. Operasi rekonstruksi kepala pada Kirana belum selesai. Tim dokter masih menunggu setidaknya 3 bulan ke depan untuk operasi tahap 2 yang akan merekonstruksi bagian belakang kepala Kirana.