Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia Supriyadi, Perajin Sepatu Langganan Para "Crosser"

Kompas.com - 07/02/2019, 13:42 WIB
Sukoco,
Khairina

Tim Redaksi


MAGETAN , KOMPAS.com - Gulungan dari berbagai jenis kulit yang memiliki warna dan tekstur berbeda itu terhampar di lantai ruang tengah rumahnya.

Dengan cekatan, Supriyadi (36) warga Ploso Tinil Kabupaten Magetan Jawa Timur memilah beberapa gulung jenis kulit untuk dipotong sesuai dengan pola yang dibuatnya.

Pagi itu, Supriyadi memilih kulit dari jenis asli dengan ketebalan 1,5 sentimeter dan 2 buah jenis kulit dari jenis jeruk dan pull up.

“Ini kulit sapi asli yang belum disamak tapi sudah setengah masak. Ini untuk lapisan renov sepatu boot crosser,” ujarnya Kamis (07/02/2019).

Baca juga: Simpan Sabu Dalam Sepatu, 2 Warga Aceh Diamankan di Bandara Hang Nadim

Sejumlah sepatu boot setinggi lutut yang biasa digunakan oleh para crosser tampak berjajar di teras rumahnya. Hampir semua sepatu dari kulit tersebut kondisinya rusak parah, dari yang sobek hingga kondisi kulitnya yang sudah rapuh.

Dengan telaten, tangan Supriyadi menempelkan pola yang telah dibuatnya ke sejumlah bagian sepatu yang rusak itu untuk memastikan akurasi pola.

“Setiap hari, ada saja crosser yang membawa sepatunya ke sini. Kebanyakan crosser luar kota seperti Jakarta, Kalimantan, hampir dari seluruh Indonesia pernah mengirim sepatu rusaknya ke sini,” imbuhnya.

Bapak 2 anak ini mengaku mulai menggeluti usaha renovasi sepatu boot crosser sejak setahun terakhir,  di tengah usahanya mengembangkan pembuatan sandal, sepatu, tas, dan dompet dari kulit.

Sepatu dan sandal kulit tersebut kebanyakan dipasok untuk toko  sandal dan sepatu di Magetan.

Untuk melakukan renovasi sepatu boot crosser, menurut Supriyadi, bukan hal yang mudah karena dibutuhkan ketelitian yang tinggi, mengingat harga sepatu yang digunakan para crosser tersebut tidaklah murah.

Supriyadi mengaku beberapa kali berupaya menggunakan karyawan untuk diperbantukan merenovasi sepatu boot crosser tidak pernah berhasil.

“Kalau yang renov di sini standar harga dari Rp 7 juta hingga 12 juta. Terpaksa dikerjakan sendiri karena butuh ketelatenan dan ketelitian tinggi,” katanya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com