Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Sekeping Roti Bolu dan Kisahnya di Kaki Gunung Lawu Magetan

Kompas.com - 14/01/2019, 12:25 WIB
Sukoco,
Khairina

Tim Redaksi

Untuk mengembangkan usaha keluarga tersebut, Erna juga memanfaatkan jejaring sosial sehingga mampu memperluas pangsa pasar.

“Biasanya warga memesan kue bolu untuk oleh-oleh saat hajatan manten. Paling jauh pesanan masih sekitar Jawa Timur sama Jawa Tengah,” imbuhnya.

Menurut Erna, kesuksesan kue bolu resep keluarganya karena kelembutan roti saat digigit dengan rasa manis yang pas serta campuran sejumlah rempah-rempah seperti kayu manis serta bau jeruk yang memberi paduan unik pada rasa dan aroma rotinya.

“Ada rempah khas Magetan yang juga kami campurkan di adonan sehingga menibulkan rasa gurih pada kue,” ucapnya.

Sejarah kue bolu dalam tradisi warga Magetan 

Kue bolu di Kabupaten Magetan bukan hanya sekedar kuliner biasa, namun keberadaannya turut memberi warna sejarah perjalanan Kabupaten di kaki gunung Lawu tersebut.

Setiap memperingati hari kelahiran Kabupaten Magetan, dipastikan ribuan kue bolu akan dibagikan kepada masyarakat dalam kegiatan andum bolu rahayu yang biasanya diselenggarakan di alun alun Kabupaten Magetan.

Baca juga: 2 Siswa SMP di Magetan Diamankan Polisi karena Curi Sandal

Ribuan masyarakat Magetan dengan antusias akan memperebutkan kue khas Magetan tersebut yang disusun menjadi berbagai bentuk seperti gunungan, lesung, bedug, gong yang disertai gunungan yang terbuat dari hasil pertanian dan kebun seperti kacang panjang, jagung hingga labu, ubi dan hasil kebun lainnya.

Sebagian warga bahkan rela bedesak-desakan agar bisa mendapatkan kue bolu.

Bupati Kabupaten Magetan Suprawoto mengatakan, kegiatan budaya andum bolu rahayu yang dilaksanakan setiap tahun merupakan kegiatan untuk nguri uri kekayaan tradisi budaya khas Magetan dalam bidang seni, kuliner, hingga gaya busana agar generasi muda mengetahui sejarah perjalanan Kabupaten Magetan.

“Kegiatan andum bolu rahayu ini untuk memelihara tradisi dan transformasi ke anak anak kita. Maknanya adalah kita makan bersama sama tidak ada perbedaan sebagai bentuk berkah,” ujarnya.

Tradisi kirab Nayokoprojo

Sebelum acara rebutan kue bolu dalam andum berkah bolu rahayu di alun-alun, ada sebuah tradisi yang sudah dilakukan turun temurun di kabupaten Magetan, yaitu kirab Nayokoprojo yaitu arak arakan pejabat di Magetan yang dipimpin langsung oleh Bupati.

Kirab yang biasanya menggunakan kereta kencana, andong, serta kuda tersebut biasanya dimulai dari pendopo Kabupaten Magetan kemudian menyusuri sejumlah jalan protokol di Magetan dan kembali ke alun alun.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com