SINTANG, KOMPAS.com - Sebuah mobil jenis pikap warna putih terpaksa dipikul ramai-ramai oleh warga untuk melewati jalan yang terendam banjir di Desa Monbai Begunung, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Minggu (9/12/2018).
Mobil tersebut terpaksa digotong karena hanya itu satu-satunya akses yang bisa dilewati dan digunakan masyarakat untuk beraktivitas.
Aksi warga menggotong mobil demi menerobos banjir itu pun terekam video yang diunggah di akun Instagram @jonesratefi milik Jon Esra Tefi yang kemudian diviralkan akun Instagram @sintanginformasi.
"Greget, jalan Banjer di Desa Monbai Begununk masyarakat angkat mobil yang mogok pakai pikol," bunyi kutipan yang menyertai unggahan video di akun Instagram @sintanginformasi.
Baca juga: Banjir dan Longsor di Probolinggo Sebabkan 2 Orang Tewas, 63 Rumah Rusak, 7 Jembatan Putus
Kepada Kompas.com, Jon Esra menceritakan bahwa saat itu dirinya yang bekerja di koperasi kredit CU Lantang Tipo sedang melakukan perjalanan melalui desa tersebut untuk mengunjungi nasabah.
"Sebenarnya ada beberapa titik lokasi banjir, tapi yang sempat saya videokan hanya yang di Desa Monbai Begunung itu dan lokasi itu juga langganan banjir setiap tahunnya," ujar Jon melalui seluler, Selasa (11/12/2018) malam.
View this post on InstagramA post shared by | BERITA SINTANG | (@sintanginformasi) on Dec 10, 2018 at 4:49am PST
Jon menambahkan, biaya untuk menggotong mobil agar bisa melewati banjir cukup besar, yakni Rp 1,3 juta untuk mobil pikap tanpa penumpang dan Rp 1,5 juta untuk mobil pribadi. Biaya cukup mahal itu karena kedalaman banjir mencapai satu meter atau setinggi pinggang orang dewasa.
"Kalau warga yang sudah biasa, mereka akan berhenti dan menunggu sampai banjir surut. Tapi kalau yang buru-buru ya terpaksa dipikul," ungkapnya.
Baca juga: Terendam Banjir, Rapor 120 Siswa SMPN 18 Kota Malang Rusak
Jalur tersebut merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan Desa Nanga Mau dengan Desa Nanga Tebidah serta desa-desa lainnya di Kecamatan Kayan Hilir, Sintang.
Beberapa waktu yang lalu, tambah Jon, kondisi jalan di jalur tersebut bahkan sempat rusak parah.
"Truk lewat jalan itu sampai gak kelihatan lagi karena jalan rusak. Untungnya saat itu langsung diperbaiki jalannya," papar Jon.
Saat ini, banjir di lokasi tersebut mulai berangsur surut dan warga kembali beraktivitas normal seperti biasa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.