Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Papua Ungkap Jenis Senjata Milik KKB di Lanny Jaya

Kompas.com - 13/11/2018, 20:10 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


JAYAPURA, KOMPAS.com - Aparat berhasil mengidentifikasi jenis senjata yang dimiliki Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang bermarkas di Kabupaten Lanny Jaya, Papua, yang selama ini kerap melakukan gangguan terhadap masyarakat maupun TNI dan Polri.

Hampir dari keseluruhan senjata yang digunakan oleh KKB yang di pimpin Purom Wonda milik TNI dan Polri yang dirampas secara paksa, di mana mulai dari jenis Arsenal, Minimini, AKM dan senapan serbu.

Kapolda Papua, Irjen Pol Martuani Sormin Siregar mengungkapkan, KKB di Lanny Jaya berjumlah 40-60 orang, yang sebagiannya memiliki senjata api organik, yang mereka rampas dari tangan TNI dan Polri.

“Jadi, mereka memiliki senjata senapan otomatis, Minimi, Arsenal, AKM dan senapan serbu, yang dirampas dari tangan anak buah kami, yang mereka aniaya dan bunuh,” ungkap Martuani, kepada wartawan, usai pertemuannya dengan insan pers di Kota Jayapura, Selasa (13/11/2018).

Baca juga: Pura-pura Mati, Pengemudi Ojek Selamat dari Serangan KKB di Papua

Dia mengatakan, ada dua unit senapan mesin yang di rampas dari anggota Brimob saat bertugas di Kabupaten Puncak Jaya beberapa tahun silam.

Sedangkan senjata lain yang mereka miliki seperti senapan serbu dirampas dari Polsek Pirime, Kabupaten Lanny Jaya dan Polsek Sinak, Kabupaten Puncak.

“Yang menarik dari hasil penggerebekan kita baru-baru ini, ada satu rantai amunisi senjata otomatis berjumlah 98 butir. Kemungkinan amunisi itu tertinggal saat kita melakukan operasi penegakan hukum di sana. Kita yakini mereka masih memiliki 60 butir. Karena hasil analisa kita mereka memiliki dua rantai,” ujar dia.

Menurut Mantan Kapolda Papua Barat ini, senjata jenis Arsenal memiliki jarak tembak mencapai 800 meter, yang dilengkapi dengan jenis amunisi kaliber besar.

“Jadi, saat ini kita tengah berupaya mengambil kembali senjata ini dari tangan mereka, agar mereka tak lagi melakukan gangguan terhadap masyarakat,” ujar dia.

Pimpin penangkapan KKB di Lanny Jaya

Mantan Kadiv Provam Mabes Polri itu mengaku beratnya medan tempur yang membuat mereka memiliki kedala besar untuk menindak para pelaku penembakan dari KKB.

Di samping itu juga, ia mengatakan, selama ini anggota Polri dan TNI sangat susah masuk ke Distrik Balingga, yang merupakan salah satu lokasi markas KKB, lantaran ada penolakan dari masyarakat saat anggotanya berada di wilayah itu.

Baca juga: Jual Amunisi ke KKB, Polisi Amankan WNA Asal Polandia di Papua

“Jadi, alasan itulah saya berada di sana beberapa hari lalu. Namun, kini kita sudah bisa masuk dan mendirikan pos pengamanan yang di isi anggota Polri dan TNI berjumlah satu pleton,” kata jenderal bintang dua ini.

Ia juga menceritakan markas KKB yang berada di Balingga berada tak jauh dari wilayah perkampungan masyarakat.

Akan tetapi, perlu strategi dan fisik yang kuat untuk masuk, lantaran wilayahnya harus mendaki tiga bukit yang terjal.

“Ya, kalau teman-teman bilang letak markas mereka tak jauh dari Balingga. Tapi, butuh waktu satu hari untuk mendaki satu bukit. Apabila menggunakan helikopter tentu sangat tak mungkinankan bisa dilakukan. Karena tingginya bukit, tak kemungkinan kita bisa menggunakan heli,” ujar dia.

Dia mengatakan, pasca-seorang tukang ojek meninggal dua pekan lalu dengan luka tembak yang diduga dilakukan oleh KKB dan juga penembakan tukang ojek kemarin, pihaknya berupaya melakukan penegakan hukum, agar pelakunya bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Baca juga: Bupati Puncak Jaya Kecam KKB yang Tembak 2 Anggota TNI

“Personel kami butuh waktu ke markas mereka untuk melakukan penangkapan. Tapi, pasti kita akan ke sana. Apalagi kemarin mereka masih mengganggu masyarakat. Artinya, mereka masih tetap menunjukkan eksistensinya, kalau mereka ini masih ada. Kita tunggu saja, saat ini kita tengah melakukan strateginya,” ujar dia.

Pasca-penembakan guru-guru mulai diungsikan

Kapolda menambahkan, pasca-gangguan dari KKB, pemerintah tengah mengevakuasi guru-guru yang dikontrak dari luar Papua, guna menghindari mereka menjadi target, seperti yang dilakukan oleh KKB di Mapenduma, Kabupaten Nduga, belum lama ini.

“Saat ini, pemerintah setempat tengah melakukan pendataan terhadap tenaga guru khusus yang mereka datangkan dari daerah Medan, NTT dan Toraja. Saat ini mereka sudah di ungsikan karena takut menjadi sasaran kelompok KKB,” ujar dia.

Diketahui, pasca-penembakan terhadap tukang ojek, Martuani memimpin langsung penegakan hukum terhadap KKB di Kabupaten Lanny Jaya.

Dari hasil kontak tembak aparat dengan kelompok KKB, sebanyak tiga orang dari kelompok ini tewas.

Saat ini, upaya penegakan hukum di sana terus dilakukan, guna memberikan rasa aman terhadap masyarakat di sana

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com