KOMPAS.com - Kematian seorang pemandu pendakian bernama Andika Pratama di Puncak Carstenz terus diselidiki pihak kepolisian.
Sejumlah keterangan dari rekan korban terus digali oleh polisi. Dugaan penyebab kematian Andika karena tertimpa batu saat mendaki puncak.
Polisi menjelaskan, lokasi tempat Andika tertimpa batu memang dikenal rawan longsoran.
Berikut fakta lengkap di balik kematian Andika Pratama di Puncak Carstensz.
Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal, Andika merupakan pemandu pendakian ke Puncak Carstenz.
Berdasarkan keterangan rekan korban, Yosua Noya, insiden ini terjadi pada Sabtu (3/11/2018) antara pukul 10.30 WIT hingga 11.30 WIT, di titik pertama pemasangan tali. Kecelakaan terjadi saat latihan atau aklimatisasi.
Saat kejadian, posisi korban sedang turun, dan Yosua sedang dalam perjalanan naik.
Yosua langsung mendatangi lokasi kejadian saat mendengar teriakan minta tolong dari Arlend yang merupakan satu tim dengan korban.
Yosua, Arlend, dan pendaki asing bernama Scoot Haluk kemudian membawa korban yang sudah tidak sadarkan diri ke lembah kuning atau Base Camp Yellow Valley.
"Dalam setiap pendakian biasanya para pendaki melakukan aklimatisasi, dan memang lokasi tersebut dikenal sebagai daerah rawan runtuhan/longsoran," kata Kamal, Minggu (4/11/2018).
Baca Juga: Pentingkah Pemandu Pendakian Saat Mendaki Gunung Carstensz di Papua?
Dari keterangan Arlend, polisi menjelaskan, korban tertimpa batu di mukanya saat sedang aklimatisasi.
"Pada saat Yosua bertanya kepada Arlen tentang kejadian tersebut, Arlen menyatakan bahwa dia dan korban pada saat itu sedang aklimatisasi. Namun tiba-tiba ada batu yang jatuh dari atas dan langsung mengenai muka korban," kata Kamal.
Setelah kejadian ini, Arlend menghubungi Sofyan Arie Fiesa selaku penanggung jawab tim yang standby di Kota Timika.