Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Reparasih, Pembuat Buket Bunga dari Sampah Plastik

Kompas.com - 05/11/2018, 17:32 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Plastik merupakan salah satu bahan yang paling sering digunakan dalam dunia industri, mulai dari peralatan makan hingga sebagai pembungkus makanan.

Tak hanya itu, masa penguraian plastik pun membutuhkan waktu ratusan tahun lamanya. Hal ini membuat sampah plastik terus menggunung, bahkan Indonesia termasuk negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah China.

Menilik banyaknya timbunan sampah plastik di Indonesia, beberapa pegiat lingkungan hidup membuat komunitas untuk mengurangi kuantitas sampah plastik di Indonesia.

Komunitas itu bernama Recycle Pangkal Rapi dan Bersih alias Reparasih, yang dibentuk pada Juli 2017. Komunitas ini berada di Kota Malang, Jawa Timur.

Anggota Reparasih, Andini Wahyu Nur Izzati (24) mengungkapkan, ia bersama kedua temannya, Diana Nurindrasari (24) dan Rizki Valentina Semi Wilujeng (24) ingin mengurangi sampah plastik yang kering untuk dijadikan buket bunga dan kerajinan quiling paper.

"Kami bikin buket bunga dan quiling paper berbahan dasar sampah plastik dan kertas, yang merupakan salah satu bentuk usaha kami untuk mengurangi sampah kering," ujar Andini saat dihubungi Kompas.com pada Senin (5/11/2018).

Baca juga: Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua di Dunia

Bermula dari hobi

Sebelumnya, ketiga orang ini memiliki hobi yang sama, yakni seni kriya atau crafting. Kemudian, mereka mengikuti kompetisi Socialpreneur Muda Indonesia (Soprema) dengan kategori ekonomi kreatif.

"Bikin crafting yang memanfaatkan sampah plastik dan kertas yang diambil dari rumah kami masing-masing. Jadi, kami berusaha memilah sampah dari rumah kami, dikumpulkan, dijadikan buket bunga dan quiling paper," ujar Andini.

Kemudian, untuk figura quiling paper, mereka menggunakan bahan dari kardus bekas.

"Kami membuat figura quiling paper-nya memanfaatkan kardus bekas. Karena kami pikir jumlah sampah itu sangat melimpah dan sebenarnya tidak perlu dibuang kalau dipilah dengan benar," ujar Andini.

Adapun produk-produk yang dibuat oleh Reparasih biasa dipesan untuk hadiah ulang tahun, hadiah pernikahan, dan hadiah wisuda.

Ide-ide inilah yang menjadikan barang yang awalnya tidak bernilai menjadi barang yang memiliki nilai.

Dalam sebulan, Reparasih mendapatkan Rp 500.000 dari penjualan kerajinan tangan.

Selain membuat kerajinan tangan, Reparasih juga mengajak orang-orang di media sosial, terutama Instagram dalam Instagram Story untuk mengampanyekan pengurangan penggunaan kantong plastik.

"Kami menyampaikan kepada followers bahwa sebenarnya kantong plastik itu tidak akan pernah terurai, itu hanya akan menjadi mikroplastik yang akan tercampur dengan air yang kita gunakan," ujar Andini.

Menurut dia, fakta-fakta mengenai 85 persen air yang kita gunakan selama ini sudah terkontaminasi dengan sampah plastik.

Ia juga menyapaikan, adanya bahaya dari sampah makanan (organik) yang tercampur dalam sampah non organik.

Pengguna Instagram juga dapat melihat produk-produk yang dihasilkan di akun Instagram Recycle Pangkal Rapi & Bersih, @reparasih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com