KOMPAS.com - SNH meninggal dunia dengan cara tragis. Usai pulang sekolah, tubuhnya ditemukan tak lagi bernyawa di tengah perkebunan sawit, tak jauh dari rumahnya.
Polisi segera melakukan olah tempat kejadian perkara dan segera meringkus pelaku yang berinisial JN. Pelaku dengan sadis menghabisi nyawa korban. JN juga diduga mencabuli korban
Berikut ini sederet fakta yang terungkap dalam kasus tersebut.
SNH (6) siswi kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum di Desa Parumpanai, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan diculik dan dibunuh saat perjalanan pulang sekolah, pada Selasa (30/10/2018).
Ayah SNH, Masnawir, resah puterinya tak kunjung pulang dari sekolah. Setelah jam sudah menunjukkan pukul 17.00 Wita dan SNG belum muncul juga, Masnawis segera melapor ke kepala desa.
Setelah itu, Kepala Desa Parumpanai dan warga segera mencari SNH. Pencarian selama 4 jam akhirnya berhenti setelah menenuman jasad SNH di kebun sawit yang tak jauh dari rumahnya.
Kejadian tersebut segera dilaporkan ke pihak kepolisian.
Baca Juga: Baca juga: Seorang Siswi SD Diperkosa lalu Dibunuh Secara Sadis di Kebun Sawit
“Malam itu personel kepolisian Polsek Wasuponda dan tim identifikasi langsung melakukan olah TKP dan memasang garis polisi. Dalam kejadian ini, korban ditemukan luka tusuk bagian leher sebanyak 11 tusukan yang digunakan pelaku dengan menggunakan pisau, korban kemudian dibawa ke Puskesmas Parumpanai untuk divisum,” kata Kapolsek Wasuponda Iptu Agusman.
Selama olah TKP, polisi juga meminta keterangan dari sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti.
Baca Juga: Polisi Olah TKP Penculikan dan Pembunuhan Siswi MI
Dari hasil olah TKP di dua lokasi terkait kasus penculikan dan pembunuhan bocah SNH (6), polisi berhasil meringkus JN, yang merupakan tetaangga korban. JN pun mengakui perbuatannya menghilangkan nyawa SNH.
Berdasar pemeriksaan, pembunuhan SNH bermula saat korban berjalan kaki bersama kakaknya pulang sekolah. Pelaku JN (25) datang dan memboncengkan keduanya.
Dengan alasan ban motornya kurang angin, saat dalam perjalanan, pelaku hanya memboncengkan korban sementara kakak korban BF (9) disuruh menunggu.
Tak berselang lama, pelaku kembali menjemput kakak korban lalu memboncengnya melalui jalan berbeda, bukan jalan yang sama saat pelaku memboncengi korban.
Setelah sampai di dekat rumah, pelaku kembali menurunkan BF kakak korban, selanjutnya pelaku pergi. Tiba di rumah, orang tua korban menanyakan keberadaan korban kepada sang kakak karena BF pulang sendiri tanpa adiknya.
“Waktu itu adik saya SNH sudah duluan pulang dibonceng pak JN karena ban motor kurang angin lalu kemudian menjemput saya untuk mengantar saya ke rumah,” kata BF, Kamis (1/11/2018).
Orangtua korban terkejut dan segera mencari JN dan SNH. Setelah bertemu dan ditanyakan keberadaan SNH, JN menjawab telah mengantar korban di jalan dan sempat dijemput oleh pengendara motor lain.
Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Sadis Ditangkap, Motifnya Perselingkuhan
Orangtua SNH tidak menyangka, pelaku pembunuhan puterinya adalah tetangganya sendiri, JN. Saat itu, pelaku juga turut membantu mencari keberadaan SNH dan menunjukkan lokasi terakhir dirinya memboncengkan SNH.
Setelah SNH ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan dilakukan olah TKP oleh kepolisian, JN pun langsung diamankan Polres Luwu Timur.
Saat dimintai keterangan di hadapan penyidik, JN mengaku bahwa ia telah melakukan pembunuhan terhadap siswi MI kelas 1 tersebut.
Kasat Reskrim Polres Luwu Timur, Iptu Akbar Andi Malloroang mengatakan, pelaku JN telah mengakui perbuatannya.
“Pelaku mengaku membunuh SHN karena melakukan percobaan pencabulan. Saat korban menangis keras, pelaku merasa takut jangan sampai terdengar oleh orang lain dan atau korban melaporkan perbuatannya kepada orang lain sehingga mengambil jalan pintas dengan cara menusuk leher korban,” kata Akbar, Kamis (1/11/2018).
Dugaan kuat pelaku JN (25) memiliki memiliki kelainan seksual. Menurut salah satu warga setempat, JN memang dikenal sering menggoda anak-anak SMP, khususnya siswi perempuan.
“Biasa memanggil anak-anak SMP saat pulang sekolah, bahkan dia dekati untuk mengajak pulang naik motornya, tetapi mereka tidak mau. Bahkan, pernah menarik baju ibu-ibu yang terlihat seksi, mungkin dia ada kelainan,” ujarnya.
Kasat Reskrim polres Luwu Timur Iptu Akbar Andi Malloroang mengatakan, motif pelaku membunuh karena tak ingin diketahui perbuatannya oleh orang lain.
“Pada saat kejadian pelaku mencoba melakukan persetubuhan hingga korban menangis sekuatnya dan pelaku tak ingin jika perbuatannya dilaporkan oleh korban atau diketahui oleh orang lain,” ucapnya.
Atas perbuatannya, JN kini mendekam di rumah tahanan Mako Polres Luwu Timur. Pelaku dikenakan adalah pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Baca Juga: Polisi Olah TKP Penculikan dan Pembunuhan Siswi MI
Kematian SNH membuat sedih dan pilu para guru di MI Darul Ulum dan tentunya keluarganya.
Pasalnya siswi tersebut dikenal imut-imut, cerdas, baik dan lucu. Bahkan, SNH dikenal sebagai boneka Barbie.
Ketua Yayasan MI Darul Ulum Ismail mengatakan, sejak sekolah di TK hingga SD Yayasan Darul Ulum, SNH dijuluki guru-gurunya boneka Barbie karena terlihat imut-imut.
“Dia dijuluki boneka Barbie di mata guru dan temannya," kata Ismail, Jumat (02/11/2018).
Baca Juga: Siswi MI yang Diculik dan Dibunuh Dijuluki Boneka Barbie
Sumber: KOMPAS.com (Amran Amir)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.