Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Serupa Keluarga FX Ong Terjadi di Samosir, Salah Satu Korban Sedang Hamil

Kompas.com - 25/10/2018, 19:01 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Belum selesai kasus tewasnya satu keluarga pengusaha FX Ong di Palembang yang menggegerkan masyarakat, kasus serupa muncul di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Satu keluarga ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di Dusun Janji Mauli, Desa Tambun Sukkean, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, pada Rabu (24/10/2018) siang.

Menurut keterangan Kapolda Sumut Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Agus Andrianto, korban satu keluarga tersebut terdiri dari empat orang. Mereka tewas dalam kondisi mengenaskan.

Para korban adalah James Samosir (32), Rosalina atau Lina boru Gultom (29) dan dua anak mereka, Rauli Agnes boru Samosir (4) dan Fransiskus Isodorus Samosir (2).

Baca juga: Misteri Kematian Keluarga FX Ong, Hasil Otopsi: Peluru Bersarang di Otak

Agus mengatakan, berdasar hasil olah empat kejadian perkara (TKP) Polres Samosir, diduga para korban tewas dibunuh James. Kemudian, James bunuh diri. Salah satu korban yakni Lina, sedang dalam kondisi hamil.

"Dari hasil olah TKP sementara kelihatannya pelaku adalah si bapak. Ada obat hama di lokasi, dan luka di pergelangan tangannya," kata Agus, seperti dikutip dari TribunPekanbaru.com.

Kronologi polisi

Kasat Reskrim Polres Samosir AKP Jonser Banjarnahor mengatakan, polisi mengetahui peristiwa tersebut sekitar pukul 15.00 WIB.

Kapolres Samosir bersama KBO Reskrim, dan personel Polsek Onanrunggu kemudian melakukan cek tempat perkara kejadian (TKP), setelah mendapat laporan dari masyarakat.

Satu keluarga meninggal tak wajar tersebut pertama kali diketahui tetangga korban, bernama Jonson Sinaga pada 10.00 WIB.

Baca juga: Kisah Pilu Keluarga FX Ong, Dugaan Orang Ketiga hingga Tega Tembak Kepala Anak dan Istri sampai Tewas

Jonson curiga melihat rumah korban dalam keadaan tertutup, dan kerbau mereka belum dikeluarkan dari kandang.

Jonson kemudian memberitahu perasaan janggalnya kepada para tetangga sekitar rumahnya.

Seketika, mereka telah berkumpul di halaman rumah korban. Lalu, satu dari mereka menelepon Kepala Desa, Robert Sinaga.

Namun, Robert sedang rapat. Warga bernama Darwis Simanjutak memberanikan diri melihat lewat jendela depan.

Namun, jendela tersebut terkunci. Ia kemudian beranjak ke jendela dapur sebelah kiri, dan ternyata bisa dibuka.

"Setelah jendela terbuka, saksi melihat James dalam keadaan tergeletak tanpa busana. Saksi Darwis pun memberitahukan apa yang dia lihat kepada masyarakat yang telah berkumpul," kata Jonser.

Baca juga: 4 Fakta Kematian Keluarga Ong, Revolver di Tangan hingga Surat Wasiat

Selanjutnya Kades Tambun Sukkean dan warga lainnya Masbun Sinaga datang dan langsung menuju dapur rumah korban. Mereka masuk dari jendela yang sudah dibuka Darwis.

Masbun pun membuka pintu dapur dan kemudian Kades Tambun Sukkean masuk dan melihat korban sudah tergeletak.

Barang Bukti

Polisi menemukan sejumlah benda di TKP, yakni kayu berbentuk bulat yang panjangnya sekitar satu meter dengan diameter 20 cm, yang berlumuran darah.

Kayu itu berada di atas tubuh Fransiskus. Lalu ada cairan pestisida di samping kayu itu.

Kemudian polisi juga mengamankan parang bergagang kayu yang berlumuran darah dalam keadaan tersarung tergantung di dapur dekat korban, James.

Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Sekeluarga Tewas Bersimbah Darah di Samosir, Korban Lina Gultom Dalam Kondisi Hamil, pada Kamis (25/10/2018) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com