Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Penting Kasus "Suntikan Maut" di Meulaboh, Dua Anak Jadi Korban hingga Penjelasan Rumah Sakit

Kompas.com - 22/10/2018, 13:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus dugaan malpraktik terhadap Alfareza (13) di RS Cut Nyak Dhien (RSCUND) Meulaboh terus berlanjut. Polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari rumah sakit tersebut.

Polisi terpaksa memasang garis polisi karena ayah korban sempat mengamuk di dalam ruang perawatan anak di RSCUND Meulaboh.

Seperti diketahui, Aflareza meninggal dunia lima menit mendapat suntikan lebih dari dua kali dari tim medis RSCUND.

Pihak rumah sakit membenarkan insiden tersebut dan mengakui ada dua anak yang meninggal setelah disuntik oleh tim medis mereka. 

Berikut fakta yang terungkap dari kasus dugaan malpraktik di RSCUND tersebut.

1. Lima menit setelah disuntik, Alfareza meninggal dunia

IlustrasiSHUTTERSTOCK Ilustrasi

“Saya dan ayah Alfareza yang membawanya ke rumah sekitar pukul 14.00 WIB dan pada pukul 17.00 WIB langsung ditangani oleh dokter bedah, yakni dokter Samson untuk penanganan operasi. Setelah dioperasi kondisinya sudah membaik. Kemudian, tak lama setelah disuntik, saat berada di ruang anak langsung meninggal,” kata Syahril, paman korban, Jumat (19/10/2018).

Menurut Syahril, saat pemberian serum suntik oleh perawat, tidak dilakukan uji coba obat yang akan diberikan untuk mengetahui alergi atau tidak terhadap obat tersebut.

Alfareza (13), putra dari Suwardi, warga Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat diduga meninggal dunia beberapa saat setelah disuntik oleh petugas medis di RSCUND Meulaboh.

Baca Juga: Diduga Salah Suntik, Dua Bocah di Aceh Barat Meninggal Dunia

2. Sebelum disuntik, korban dalam kondisi sadar

Ilustrasi rumah sakit.Shutterstock Ilustrasi rumah sakit.

Menurut keterangan Syahril, Alfareza disuntik lebih dari tiga kali  oleh tim medis RSCUND usai operasi kecelakaan yang menimpanya.

Saat itu, Alfareza terpaksa menjalani operasi di RSCUND karena bagian punggungnya tertancap dahan kayu setelah terjatuh dari pohon pada hari Jumat (19/10/2018).

“Tak lama setelah disuntik, keponakan saya langsung meninggal. Padahal tadi setelah dioperasi sudah sehat. Bahkan menurut dokter bedah, kondisinya sudah membaik, sehingga tadi sempat bicara dengan kami," kata Syahril, Sabtu (20/10/18).

Baca Juga: Dugaan Kasus Malapraktik Salah Suntik di Meulaboh, Polisi Amankan Barang Bukti

3. Ayah korban mengamuk di rumah sakit

Ilustrasi garis polisi.THINKSTOCK Ilustrasi garis polisi.

Kasat Reskrim Polres Aceh Barat, Muhammad Isral mengatakan, ayah pasien Alfareza sempat mengamuk dan memecahkan pintu kaca dan lemari yang berada di ruang anak.

Suwardi tak dapat menerima kondisi anaknya yang semula sadar dan tiba-tiba meninggal setelah lima menit disuntik.

“Tadi malam ayah pasien mengamuk, hingga memecahkan kaca pintu dan lemari di ruang anak, sehingga tadi malam langsung kami turun ke TKP untuk mengamankan dan memasang garis polisi,” kata Iptu Muhammad Isral, Sabtu (20/10/2018).

Meski belum ada laporan secara resmi dari keluarga korban, polisi akan mengusut kasus tersebut.

“Secara resmi keluarga belum melapor, mungkin karena tadi harus melakukan pemakaman di kampung, tapi nanti kami akan memanggil pihak rumah sakit untuk dimintai keterangan,” katanya.

Baca Juga: Seorang Perempuan Diduga Jadi Korban Malapraktik Pengangkatan Indung Telur

4. Dua anak meninggal karena "suntikan maut" RSCUND

Ilustrasi suntikan.DAILYMAIL Ilustrasi suntikan.

Menurut Syahril, saat pemberian serum suntik oleh perawat, tidak dilakukan uji coba obat yang akan diberikan untuk mengetahui alergi atau tidak terhadap obat tersebut.

“Saat itu anak kami disuntik sebanyak tiga kali. Enggak ada dicoba obat dulu, tapi langsung disuntik sebanyak empat kali dalam rentang waktu yang sangat singkat. Sebelum anak kami meninggal, ada juga di ruangan itu anak yang alami usus buntu meninggal dunia habis disuntik. Sudah itu disuntik anak kami juga meninggal dunia,” kata Syahril.

Syahril mengatakan, ia dan keluarga besarnya akan berkonsultasi, baik dengan pihak medis yang mengetahui tentang obat-obatan maupun dengan pihak Kepolisian untuk mencari informasi terkait kasus tersebut.

Baca Juga: Ombudsman Jateng: Tertinggalnya Jarum di Alat Vital Berpotensi Malapraktik

5. Polisi amankan sejumlah barang bukti dan tanggapan rumah sakit

IlustrasiKOMPAS/DIDIE SW Ilustrasi

Tim Satuan Reskrim Polres Aceh Barat telah mengamankan sejumlah barang bukti terkait insiden pasien anak yang meninggal di Rumah Sakit Umum (RSU) Cut Nyak Dien Meulaboh.

“Kami mengamankan sejumlah barang bukti dari insiden meninggalnya pasien anak diduga salah suntik, ada jarum suntik, infus dan obat yang digunakan saat kejadian,” kata Iptu Muhammad Isral, Kasat Reskrim Polres Aceh Barat, Sabtu (20/10/2018).

Sementara itu, pihak rumah sakit membenarkan ada insiden dua anak meninggal dunia setelah disuntik saat menjalani perawatan di Ruang Anak.

Akan tetapi, pihaknya belum dapat memastikan penyebab meninggalnya dua pasien anak tersebut karena harus dilakukan investigasi.

"Kami yang pertama mengucapkan turut bela sungkawa atas musibah ini. Dan hari ini kami langsung berkunjung ke rumah duka. Untuk tindak lanjut melihat duduk pesoalan kasus ini, kami akan pelajari dan melakukan investigasi,” kata Kasi Pelayanan Medis RSUCND Meulaboh Muhammad Asmirudin, saat dikonfirmasi di RSUCND Meulaboh.

Baca Juga: Fakta di Balik Kerusuhan Buton, 7 Pelaku Ditangkap hingga 8 Kendaraan Polisi Dibakar

Sumber: KOMPAS.com (Raja Umar)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com