KOMPAS.com – Institut Teknologi Bandung (ITB) mengirimkan sejumlah ahli ke Palu, Sulawesi Tengah, untuk melakukan beberapa penelitian bencana sekaligus sebagai bentuk pengabdian masyarakat pasca-gempa, tsunami, dan likuefaksi.
Tim ITB tidak berangkat sendiri, melainkan bersama tim dari Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR).
Menurut keterangan Kepala Subdit Humas dan Publikasi ITB, Fivien Nur Savitri, tim gabungan ini akan melakukan penelitian untuk tiga aspek bencana.
"Yaitu tentang gempa (kondisi sesar palu koro), tsunami, dan likuefaksi,” kata Fivien kepada Kompas.com, Jumat (12/10/2018) pagi.
Adapun, tim ITB terdiri seorang anggota humas dan empat dosen yang berasal dari bidang ilmu berbeda.
Mereka adalah Adi Permana dari Humas, Masyhur Irsyam dari Kelompok Keahlian (KK) Rekayasa Geoteknik, Hamzah Latief dari KK Oceanografi, Irwan Meilano dari Geodesi, dan Astyka Pamumpuni dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITM).
Baca juga: Gempa Palu, Bagaimana Ban Bekas Bisa Menghentikan Gedung Runtuh?
"Tidak hanya menghasilkan pergeseran horizontal, deformasi (perubahan bentuk tanah) vertikal juga ditemukan di Palu, pasca-gempa," tulis Irwan dalam unggahan Instagram, @irwan.meilano.
Deformasi vertikal ditunjukkan dengan adanya penurunan muka tanah (land subcindent), misalnya di Pantai Talise, Palu.
Sementara, deformasi horizontal ditemukan terjadi sepanjang 5,2 meter di sesar Palu Koro.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.