Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelelahan Dalam Perjalanan ke Mamasa, Sejumlah Pengungsi Gempa Palu Dirawat

Kompas.com - 06/10/2018, 08:35 WIB
Junaedi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


MAMASA,KOMPAS.com – Lebih dari 90-an pengungsi termasuk anak-anak korban gempa dan tsunami asal Palu dan Donggala, tujuan Mamasa, Sulawesi Barat, yang menumpangi 4 angkutan truk, tampak kelelahan saat tiba di Mamasa, Jumat (5/10/2018) malam.

Para korban gempa dan tsunami yang selamat ini disambut peluk dan tangis haru oleh sanak keluarga yang sudah menanti di posko pengungsian, di gedung aula Gereja Toraja Mamasa, sejak Jumat pagi.

Sejumlah pengunsi yang stres pascagempa, tampak kelelahan setelah menempuh perjalanan selama hampir dua hari dari Palu dan Donggala hingga ke Mamasa. Mereka sempat menjalani pemeriksaan kesehatan.

Dari sekitar 90 lebih pengungsi termasuk anak-anak, 9 pengugsi di antaranya harus dirawat petugas kesehatan. Bahkan, satu pengungsi lainnya harus dirujuk ke rumah sakit setempat karena kondisinya parah.

Baca juga: Jalan Panjang Arif, Pekerja Masjid yang Selamat dari Gempa Palu untuk Pulang ke Garut

“Dari lebih 90 pengungsi yang tiba di Mamasa hari ini, di antaranya (ada yang) dirawat, dan bahkan satu lainnya harus dirujuk karena mengalami luka di bagian hidung akibat terkena benturan reruntuhan saat gempa,” kata Amos Pampangbone, Sekretaris Dinas Kesehatan Mamasa.

Para pengungsi disambut dengan resmi oleh Pemerintah Daerah Mamasa. Mereka kemudian disuguhi makanan dan pakaian dari hasil pengumpulan sumbangan yang dilakukan warga.

Salah seorang pengungsi, Enos, menuturkan pengalaman yang mengerikan saat terjadi gempa di Palu.

Dalam kondisi bingung, Enos menyelamatkan diri ke tempat aman di saat bangunan bertumbangan. Tanah dan jalan aspal, lanjut dia, juga mendadak retak dan mengaga saat diguncang gempa.

Beruntung ia berhasil melarikan diri dan menyelamatkan anggota keluarga termasuk anak-anaknya.

Enos mengaku trauma dengan keadaan tersebut dan tidak ingin kembali ke Palu. Ia mengaku akan mencari pekerjaan baru di Mamasa dan menetap bersama keluarganya.

“Saya sudah tak ingin kembali ke Palu lagi, rencananya saya akan berusaha mencari hidup di Mamasa,” kata Enos.

Baca juga: Cari Anaknya yang Hilang, Korban Gempa Palu Dapat Kabar Bayi-bayi Dibawa ke Poso

Ini merupakan rombongan pengungsi pertama tujuan Mamasa. Minimnya sarana transportasi membuat warga yang hendak mengungsi keluar kota Palu dan Donggala sebagian masih tertahan di tenda-tenda pengungsian.

Rencananya, akan ada rombongan pengungsi berikutnya yang akan diangkut menggunakan truk.

Sebagian pengungsi yang tiba ini langsung dibawa ke rumah keluarganya di Mamasa. Sejumah pengungsi lainnya memilih tinggal di posko sambil menunggu pihak keluarga menjemputnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com