Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BERITA POPULER NUSANTARA: Hari Antihoaks Nasional hingga Korupsi Wali Kota Pasuruan

Kompas.com - 05/10/2018, 06:21 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peribahasa Jawa menyebutkan "kriwikan dadi grojogan" atau tetesan air berubah menjadi air terjun atau aliran air yang lebih besar. Sesuatu yang sepele menjadi masalah yang serius.

Ungkapan tersebut setidaknya sesuai dengan apa yang dialami Ratna Sarumpaet saat ini. Awalnya hanya ingin berbohong kepada keluarganya saja, tetapi sekarang kebohongan tersebut harus membuat Ratna berhadapan dengan pihak berwajib.

Berita tersebut menjadi trending di Kompas.com pada hari kemarin.

Selain itu, topik tentang meletusnya Gunung Gamalama dan penangkapan Wali Kota Pasuruan oleh KPK juga mendapat sorotan.

Berikut rangkuman 5 berita terpopuler hari kemarin.

1. Pelaku penyebar hoaks ditangkap

Tim Cyber Crime Polda Kepulauan Riau (Kepri) menangkap Joni Afriadi (38) seorang warga Batam yang tinggal di Tiban, Sekupang, Rabu (3/10/2018) pagi. Ia ditangkap karena diduga menyebarkan berita hoaks tentang musibah gempa yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah melalui akun Facebook (FB) miliknya, Minggu (30/9/2018).KOMPAS.com/HADI MAULANA Tim Cyber Crime Polda Kepulauan Riau (Kepri) menangkap Joni Afriadi (38) seorang warga Batam yang tinggal di Tiban, Sekupang, Rabu (3/10/2018) pagi. Ia ditangkap karena diduga menyebarkan berita hoaks tentang musibah gempa yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah melalui akun Facebook (FB) miliknya, Minggu (30/9/2018).

Pada Selasa (2/10/2018), Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian untuk menindak tegas pelaku penyebar hoaks. Tak menunggu lama, sejumlah tersangka penyebar hoaks alias berita bohong segera diamankan polisi.

Fakta terkait penangkapan pelaku penyebar hoaks di sejumlah daerah dan termasuk Ratna Sarumpaet, menjadi pusat perhatian pembaca.

Hasil tidak pernah mengkhianati proses. Para pelaku pun harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.

Baca berita selengkapnya: 3 Fakta Nasib Penyebar Hoaks, Ratna Sarumpaet hingga Ibu Rumah Tangga di Sidoarjo

2. Hari antihoaks nasional

Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (4/10/2018).KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (4/10/2018).

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Emil mengusulkan tanggal 3 Oktober, hari di mana kebohongan penganiayaan Ratna Sarumpaet terbongkar, diperingati sebagai hari anti hoaks.

“Karena puncak hoaks nasional itu tepat tanggal 3 Oktober saat negeri ini dibohongi Ibu Ratna Sarumpaet,” kata Emil dalam sambutannya di acara Indonesian City Government PR Summit di Ballroom Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Kamis (4/10/2018).

Emil menjelaskan, efek kebohongan Ratna Sarumpaet berimbas buruk di level nasional menjelang ajang Pilpres 2019.

Baca berita selengkapnya: Ridwan Kamil Usulkan 3 Oktober Jadi Hari Antihoaks Nasional

3. Kata Dedi Mulyadi tentang Ma'ruf Amin

Calon Wakil Presiden RI MaRuf Amin bersama Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat Dedi Mulyadi KOMPAS.com/PUTRA PRIMA PERDANA. Calon Wakil Presiden RI MaRuf Amin bersama Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat Dedi Mulyadi

Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyebut calon wakil presiden Ma’ruf Amin adalah pituin (asli keturunan) orang Sunda.

“Kiai Ma’ruf Amin itu keturunan langsung Prabu Geusan Ulun dari Kerajaan Sumedang. Istri Sang Prabu bernama Harisbaya, seorang puteri cantik dari Pulau Madura. Karena itu, ‘pituin’ Sunda menjadi pilihan orang Jawa Barat,” kata Dedi melalui pesan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (4/10/2018).

Baca berita selengkapnya: Dedi Mulyadi Sebut Ma’ruf Amin "Pituin" Jawa Barat

4. Gunung Gamalama di Ternate meletus

Gunung api Gamalama di Pulau Ternate, Maluku Utara, meletus pada Kamis (4/10/2018) pada pukul 11.52 WIT. Gunung mengeluarkan asap berwarna putih kelabu setinggi 250 meter dari puncak awal. Abu vulkanik terbawa angin ke arah barat laut dan jatuh di wilayah Kecamatan Ternate Barat dan Pulau Ternate.dok Magma Indonesia Gunung api Gamalama di Pulau Ternate, Maluku Utara, meletus pada Kamis (4/10/2018) pada pukul 11.52 WIT. Gunung mengeluarkan asap berwarna putih kelabu setinggi 250 meter dari puncak awal. Abu vulkanik terbawa angin ke arah barat laut dan jatuh di wilayah Kecamatan Ternate Barat dan Pulau Ternate.

Gunung api Gamalama di Pulau Ternate, Maluku Utara, meletus pada Kamis (4/10/2018) pada pukul 11.52 WIT.

Erupsi tersebut mengakibatkan asap berwarna putih kelabu setinggi 250 meter dari puncak awal.

Abu vulkanik terbawa angin ke arah barat laut dan jatuh di wilayah Kecamatan Ternate Barat dan Pulau Ternate.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama Darno Lamane menuturkan, status gunung masih tetap waspada tingkat II.

Baca berita selengkapnya: Gunung Gamalama Meletus, Asap Putih Membubung Setinggi 250 Meter

5. KPK tangkap Wali Kota Pasuruan

Wali Kota Pasuruan Setiyono saat ditemui di rumah dinasnya, Jumat (15/7/2016)Kontributor Pasuruan, Andi Hartik Wali Kota Pasuruan Setiyono saat ditemui di rumah dinasnya, Jumat (15/7/2016)

Wali Kota Pasuruan, Setiyono, diamankan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK), Kamis (4/10/2018) pagi. Setelah itu, Setiyono diperiksa di salah satu ruangan di Polres Pasuruan, Jawa Timur.

Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, mengatakan penyidik KPK meminjam ruangan di markas Polres Pasuruan untuk memeriksa Wali Kota Pasuruan.

"Saat ini Wali Kota Pasuruan sedang diperiksa.

"Soal detil kasusnya itu wilayah KPK, bukan polisi. Kami hanya meminjami ruangan untuk pemeriksaan," jelasnya.

Baca berita selengkapnya: Wali Kota Pasuruan Diperiksa KPK di Kantor Polisi

Sumber: KOMPAS.com (Achmad Faizal, Caroline Damanik, Putra Prima Perdana, Michael Hangga Wismabrata)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com