Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tahu Hutan Pinus Mangunan dari Instagram

Kompas.com - 28/09/2018, 13:44 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Presiden Joko Widodo mengaku selama ini melihat kawasan Hutan Pinus Mangunan melalui media sosial Instagram.

Hal itu dikatakan Jokowi saat menghadiri Festival Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) tingkat Nasional dan Pameran Usaha Kehutanan di hutan pinus Desa Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Jumat (28/9/2018).

"Kita melihat sekarang dari dekat hutan pinus di Mangunan ini. Saya biasanya lihat di Instagram. Karena hutan ini instagramable,"katanya.

"Yang senang biasanya anak-anak muda ke sini hanya ngambil saja crik crik diunggah di Instagram atau di Facebook, Twitter atau di banyak (media sosial). Membuat video di YouTube, dan kita bersyukur hutan sudah menjadi sumber kehidupan kita,"ujar Jokowi.

Menurut mantan Gubernur Jakarta ini, fungsi hutan bukan hanya mengurangi emisi karbon juga untuk menjaga Indonesia sebagai paru-paru dunia. Namun, hutan berfungsi sebagai sumber kehidupan.

"Ini yang sering kita lupakan,"ucapnya.

Baca juga: Di Keraton, Jokowi Disuguhi Cenil dan Lopis

Jokowi kembali menceritakan pengalaman dia bertemu dengan beberapa kalangan di negara Skandinavia.

Menurut dia, di negara seperti Norwegia, Finlandia, Denmark, sektor kehutanan berkembang dan perputaran ekonomi berasal dari dari kawasan hutan.

Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia kawasan hutannya terluas nomor 9 di dunia. Tetapi, fakta yang ada, di negara ini baik yang di sekitar hutan maupun di kawasan hutan hidup miskin, seharusnya sebaliknya.

"Masyarakat yang hidup di sekitar hutan atau kawasan hutan harusnya makmur,"katanya

Oleh sebab itu, sejak 4 tahun yang lalu dirinya mendorong agar membangun kelompok usaha di hutan atau tepi hutan. Diharapkan, KPH bisa membimbing rakyat.

"Saya tadi melihat di dalam pameran semua bisa menjadi sebuah sumber ekonomi,"ujarnya

Ulat sutera salah satu yang bisa dikembangkan. Saat ini, pengembangannya di dua titik yakni Gorontalo dan Maros. Padahal, bisa dikembangkan di ribuan titik. Selain itu, masyarakat bisa mengembangkan maru, gondorukem, dan minyak kayu putih.

Jokowi berharap, komoditas tersebut bisa dikembangkan lebih luas, tidak hanya di lokasi tertentu tetapi bisa di banyak tempat.

Salah satu pengelola ulat sutera di Bantul, Ashari mengatakan, ulat sutera menambah penghasilan keluarga. Dia mengaku saat ini pengelolaan kebun murbei sedang tidak berkembang karena kurangnya air.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com