Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Risma Bakar Semangat Arek-arek Suroboyo...

Kompas.com - 19/09/2018, 15:44 WIB
Ghinan Salman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com – Pemkot Surabaya kembali memperingati insiden perobekan bendera Belanda yang terjadi pada 19 September 1945 di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) Surabaya.

Peringatan itu diperagakan dengan aksi teatrikal perobekan bendera di tiang tertinggi Hotel Majapahit.

Pada 19 September 1945, peristiwa itu pecah ketika sekelompok orang Belanda yang dipimpin Mr WVCh Ploegman mendatangi Surabaya dan mengibarkan bendera Belanda tanpa persetujuan Pemerintah RI daerah Surabaya.

Aksi sekelompok orang Belanda itu telah memicu kemarahan para pemuda Surabaya, atau lebih dikenal arek-arek Suroboyo. Sebab, mereka menilai Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia dan melecehkan gerakan pengibaran bendera merah putih yang sedang berlangsung di Surabaya.

"Cek kurang ajare arek Londho ngibarno gendero abang putih biru nang bumi Suroboyo. Iki Indonesia wes merdeka. Dukno genderomu (Kurang ajar betul orang Belanda mengibarkan bendera merah putih biru (Belanda) di Surabaya. Ini Indonesia sudah merdeka. Turunkan benderamu)," teriak salah satu arek Suroboyo yang saat itu diperankan oleh seniman Surabaya.

Permintaan untuk menurunkan bendera Belanda itu pun tak digubris oleh orang Belanda, sehingga arek-arek Suroboyo ini semakin marah dan melakukan perlawan.

Baca juga: Risma Ajak Delegasi Wali Kota dan Bupati Se-Asia Pasifik Tanam Pohon di Surabaya

Beberapa letusan meriam terdengar kala itu, akhirnya arek-arek Suroboyo semakin sengit melakukan perlawanan hingga beberapa tokoh Surabaya gugur dan beberapa orang Belanda juga tewas dihajar arek-arek Suroboyo.

Arek-arek Suroboyo itu bahu-membahu menaiki tempat pengibaran bendera Belanda itu, suara kentongan yang bertalu-talu dan gemuruh arek-arek Suroboyo menambah semangat para pejuang ini untuk menyobek bendera berwarna biru itu. Hingga akhirnya, bendera warna biru itu disobek dan tinggal warna merah putih yang berkibar.

Itulah semangat nasionalisme yang ditunjukkan dalam teatrikal perobekan bendera di Hotel Majapahit. Mereka pun menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan penuh penghayatan.

Ditambah lagi dengan lagu Gugur Bunga yang divisualisasikan dengan mengangkat para pahlawan yang gugur kala itu.

Risma bakar semangat

Pada kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga membakar semangat arek-arek Suroboyo dengan menyampaikan pidato kebangsaan.

”Biarpun bumi bergoncang, bulan, bintang dan matahari mengoyak langit, kami arek arek Suroboyo bertekad untuk selalu menjaga dan menghormati kepada bendera satu, bendera merah putih. Merdeka, merdeka, merdeka,” pekik Risma disambut teriakan "merdeka" oleh para pelajar dan Forpimda yang hadir saat itu, Rabu (19/9/2018).

Risma menjelaskan, refleksi perobekan bendera ini untuk memberikan semangat kepada anak-anak Surabaya agar selalu berjuang dan tidak pernah menyerah.

"Ini untuk menyemangati anak-anak Surabaya supaya tidak pernah kenal takut dan tidak kenal kata menyerah, makanya kami juga mengundang anak-anak Surabaya,” ucap Risma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com