Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa Ricuh, 1 Mahasiswa dan 9 Polisi Terluka

Kompas.com - 18/09/2018, 22:29 WIB
Firmansyah,
Khairina

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Satu mahasiswa dan 9 polisi terluka dalam unjuk rasa di gedung DPRD Provinsi Bengkulu, Selasa (18/9/2018).

Polisi masih meminta keterangan dari 24 mahasiswa terkait kronologi kericuhan dalam unjuk rasa itu.

Kabid Humas Polda Bengkulu AKBP Sudarno yang dihubungi Kompas.com menjelaskan, berdasarkan keterangan dari tim dokter, satu mahasiswa luka robek seperti terbentur benda keras dan meretakkan tulang kaki. Luka sepanjang 5 sentimeter di kaki mahasiswa itu sudah dijahit.

"Ini keterangan dokter pada polisi. Dia tidak kena luka tembak tapi luka sepanjang 5 sentimeter sudah dijahit. Ini keterangan dokter pada polisi ya," jelas Sudarno.

Sementara itu, Kapolres Bengkulu, AKBP Prianggodo Heru Kun Prasetyo menyebut ada 9 polisi mengalami luka akibat pengamanan unjuk rasa tersebut.

Baca juga: [HOAKS] Video Ricuh Unjuk Rasa Mahasiswa di Depan Gedung MK

Sekretaris Majelis Wilayah (MW) KAHMI, Bengkulu, Andi Wijaya, mengklaim satu aktivis HMI terkena tembakan peluru karet di kaki kanan saat menggelar unjuk rasa di gedung DPRD Provinsi Bengkulu, Selasa (18/9/2018).

Aktivis bernama Deka Prasetya mengalami luka di betis kanan dan dirawat di RSUD M.Yunus.

Aksi yang mengkritisi pemerintahan Jokowi-JK itu berlangsung sekitar pukul 12.40 WIB, Selasa (18/9/2018) di kantor DPRD Provinsi Bengkulu. Aksi yang awalnya kondusif mendadak ricuh. Belum diketahui pasti penyebab kericuhan.

Andi Wijaya menyebutkan, aksi tersebut awalnya berlangsung damai. Mahasiswa menyampaikan kritik atas kondisi bangsa yang dianggap mahasiswa jauh dari ideal.

"Kericuhan terjadi. Aksi saling dorong antara mahasiswa terjadi. Polisi menembakkan water canon," jelas Andi.

Kabid Humas Polda Bengkulu mengatakan, pihaknya mengamankan 24 mahasiswa untuk dimintai keterangan.

Sementara itu, HMI mengutuk kejadian yang mengedepankan kekerasan dan meminta Kapolda Bengkulu, Brigjen Coki Manurung untuk diganti. HMI juga meminta polisi membebaskan puluhan aktivis HMI yang diamankan di Mapolda serta berjanji akan terus melakukan aksi mengingatkan pemerintahan Jokowi-JK.

Kompas TV 2.000 peserta mengikuti Sepeda Nusantara 2018 di Bengkulu Selatan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com