Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Perbaikan Instalasi Air di Rinjani hingga Guru Tanpa Gaji

Kompas.com - 08/09/2018, 13:02 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perkembangan terbaru gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat dimualai dengan berita terjadinya gempa berkekuatan atau magnitudo 5 terjadi pada hari Sabtu dini hari (8/9/2018).

Selain itu, instalasi air bersih di kaki gunung Rinjani berhasil diperbaiki oleh relawan menjadi kabar gembira bagi para warga korban gempa di sekitar lereng Rinjani. 

Proses pemulihan korban gempa juga masih terus dilakukan oleh pemerintah dan relawan. Para guru di Lombok sukarela tanpa gaji membantu para korban gempa. 

Berikut fakta terbaru bencana gempa di Lombok

1. Gempa magnitudo 5 mengguncang Lombok

Pusat gempa Lombok 19 Agustus 2018 pukul 21.56 WIB Pusat gempa Lombok 19 Agustus 2018 pukul 21.56 WIB
 

Berdasar informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa magnitudo 5 terjadi pukul 00.14 WIB di 35 kilometer Timur Laut Lombok Timur, NTB.

Kedalaman gempa adalah 10 kilometer dengan titik pusat gempa berada pada koordinat 8,21 Lintang Selatan dan 116,67 Bujut Timur.

BMKG menjelaskan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Baca Juga: Bus Rombongan Guru Dari Jakarta Masuk Jurang di Palabuhanratu, 1 Tewas

2. Instalasi air bersih lereng Rinjani pulih

Distribusi air bersih menggunakan mobil tangki air dan penyambungan ke jaringan pipa PDAM yang sudah ada ke sembilan desa di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.Dokumentasi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Distribusi air bersih menggunakan mobil tangki air dan penyambungan ke jaringan pipa PDAM yang sudah ada ke sembilan desa di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Setelah tertimbun longsor, instalasi air bersih di lereng Gunung Rinjani berhasil diperbaiki oleh warga dan anggota Komando Tugas Gabungan Terpadu wilayah Sektor-2 Desa Selaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, pada hari Rabu (5/9/2018).

Kabar tersebut disambut gembira oleh warga di sekitar lereng Rinjani, khususnya Desa Selaru.

"Semula masyarakat ketakutan, karena medan yang dilalui cukup ekstrem, harus melalui gua dan lereng gunung yang terjal, setelah kita berikan pendampingan mereka bersemangat," kata Kolonel Inf I Wayan Sulanjana, Dan Sektor -2 Kogasgabpad, Jumat (7/9/2018).

"Saya sampaikan kepada Kepala Dusun, Bismilahirohmanhirohim, kita berdoa mudah-mudahan saat perjalanan menyusuri tebing dan melawati gua tidak terjado gempa." 

Jarak tempuh dari dusun terdekat ke lokasi saluran air yang terputus sekitar tiga jam, kata Wayan.

Baca Juga: Serempetan Mobil, Dua Perempuan di Surabaya Saling Lapor Polisi

3. Gempa tingkatkan daerah rawan kekeringan di Lombok

Warga berlarian ke tenda pengungsian di Lapangan Perum Grand Kodya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, saat gempa kembali mengguncang Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/8/2018). Gempa kali ini bermagnitudo 6.2.KOMPAS.com/Karnia Septia Warga berlarian ke tenda pengungsian di Lapangan Perum Grand Kodya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, saat gempa kembali mengguncang Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/8/2018). Gempa kali ini bermagnitudo 6.2.

Para pengungsi harus menghadapi kenyataan pahit. Gempa telah merusak instalasi air bersih di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, membenarkan hal tersebut.

"Jaringan pipa air rusak sehingga pasokan air bersih berkurang. Masyarakat di pengungsian jauh dari sumber air," kata dia dalam pesan teks, dikutip dari Antara.

Selain itu, sebelum gempa banyal wilayah di NTB sudah mengalami kekeringa. Kondisi tersebut diperparh pascagempa, kata Sutopo.

Baca Juga: BNN Gunungsitoli Tangkap Seorang Oknum Polisi Diduga Pengedar Sabu

4. Tanpa gaji, guru peduli bencana dikerahkan

Salah satu tenda pengungsian korban gempa di Gunung Sari, Lombok. Foto diambil pada Senin (20/8/2018).  KOMPAS.com/JESSI CARINA Salah satu tenda pengungsian korban gempa di Gunung Sari, Lombok. Foto diambil pada Senin (20/8/2018).

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bekerja sama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) NTB, mengerahkan guru peduli bencana gempa.

Kurang lebih ada 54 guru yang bergabung dan akan dilepas oleh Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid dan Ketua PGRI NTB, Ali Rahim. Acara pelepasan akan dilaksanakan hari Sabtu (8/9/2018), di Gerung, Lombok Barat.

"PGRI yang merekrut mereka berdasarkan kepedulian dan kesukarelaan. Tidak ada gaji yang disiapkan, tapi kita menyiapkan uang transport saja," kata Ali.

Sumber (Antara)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com