Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kecanduan Gadget pada Anak, Gerakan 1821 Terus Disuarakan

Kompas.com - 30/08/2018, 21:59 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Gerakan 1821 atau kumpul bersama keluarga pukul 18.00-21.00 terus disosialisasikan. Gerakan ini dinilai efektif untuk mencegah atau mengatasi kecanduan anak pada gadget.

"Banyak sekali orangtua yang mengeluh anaknya kecanduan gadget ataupun games," ujar international parenting speaker, Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari atau Abah Ihsan kepada Kompas.com di Bandung, Rabu (29/8/2018).

Ihsan mengatakan, dibanding manfaatnya, dampak buruk dari gadget maupun games lebih banyak. Anak lebih sering mengurung diri di kamar bermain gadget, suami tidak mencari nafkah karena games, dan lainnya.

"Ada yang cerita suaminya lima tahun tidak bekerja. Dia (istri) yang mencari nafkah sebagai bidan. Sedangkan suaminya sibuk bermain games," ungkapnya.

Baca juga: Tangis Penjual Air Isi Ulang saat Tahu Anaknya Raih Medali Emas di Asian Games

Dampak negatif lainnya yang kerap ia temukan adalah anak mulai mencuri uang ketika keranjingan games. Jika dibiarkan, anak akan semakin tidak terkendali dan melakukan hal negatif seperti melukai orangtua.

Contohnya, ada anak buruh cuci mengamuk karena tidak dibelikan gadget hingga akhirnya melukai orangtua. Kasus-kasus anak membunuh orangtua karena tidak memenuhi keinginannya, salah satunya akibat salahnya pola asuh.

"Orangtua harus punya skill dalam mendidik anak. Dulu ga punya skill gak apa-apa karena tidak punya kompetitor. Lingkungan yang bisa memengaruhi anak pun bisa diketahui," ungkapnya.

Namun kini, lingkungan pergaulan anak tidak bisa dibatasi. Berbagai informasi di dunia bisa memengaruhi anak hanya lewat gadget. Anak kini memiliki banyak guru yang tidak semuanya positif.

"Karena itu dibuatlah gerakan 1821, orangtua berkumpul dengan anak-anak dari pukul 18.00-21.00. Sebab kini banyak orangtua yang menghabiskan waktu dengan anak 20 menit per hari, pada pagi hari 10 menit dan malam hari 10 menit," tuturnya.

Baca juga: Kata Jokowi soal Ajakan Atlet Hanifan hingga Pelukan Bersama Prabowo...

Gerakan yang ia rancang ini sudah disosialisasikan di seluruh Indonesia. Banyak orangtua yang mendapatkan manfaatnya.

Sulaeman, salah satu orangtua mengaku, awalnya sulit menerapkan hal ini. Namun lama-kelamaan keluarganya terbiasa dan merasakan manfaat gerakan 1821.

"Saya menjadi semakin dekat dengan anak dan keluarga. Saya mendengarkan cerita mereka, saya pun lebih mudah untuk menasehati mereka. Secara tidak langsung kebiasaan menggunakan gadget di keluarga kami berkurang. Kami lebih banyak tertawa bersama, berbeda dengan dulu sibuk dengan gadget masing-masing," tuturnya.

Sulaeman mengatakan, bagi orangtua yang sibuk, gerakan ini cukup ringan. Jadi jika diniatkan, kesibukan tidak akan menjadi alasan untuk berkumpul dengan keluarga.

Prinsip Gadget

E-Learning Parenting Academy merupakan konten pembelajaran parenting secara e-learning yang diklaim sebagai produk pertama di Indonesia.Dok Sigma E-Learning Parenting Academy merupakan konten pembelajaran parenting secara e-learning yang diklaim sebagai produk pertama di Indonesia.
Abah Ihsan mengatakan, ada tiga prinsip dalam penggunaan gadget pada anak. Pertama, dampingi anak saat bermain gadget.

Kedua, bedakan antara konsep kebutuhan dan keinginan. Jika gadget dibutuhkan, misal untuk keperluan pendidikan, tidak perlu ada batasan. Namun jika tidak dibutuhkan, harus dibuat jadwal penggunaan gadget.

Ketiga, jika belum cukup umur (di bawah 18 tahun), maka pinjamkan anak gadget, bukan dibelikan.

Pengasuhan Anak

Ada berbagai metode dalam pengasuhan anak. Salah satunya, e-Learning Parenting Academy, yakni konten pembelajaran parenting secara e-learning yang diklaim sebagai produk pertama di Indonesia.

CEO Sygma Media Inovasi (SMI) Indra Laksana mengatakan, e-Learning Parenting Academy merupakan pembelajaran pengasuhan anak secara online dengan menggunakan metode kekinian.

Produk tersebut bisa dengan mudah diakses di website dan aplikasi melalui smartphone masing-masing.

"Belum juga sebulan, aplikasi ini sudah diunduh sebanyak 1.200 orang yang masuk member list. Targetnya, hingga 5 Oktober nanti jumlahnya bisa mencapai 5.000 member," kata Indra.

Menurutnya, materi pembelajaran di parenting academy ini dapat diakses di mana saja secara cepat. Selain memudahkan para orangtua, konten yang diberikanpun meningkatkan kepercayaan diri di hadapan anak-anak.

Kompas TV Para relawan sengaja memberikan aktivitas yang berbeda agar anak-anak Danau Toba tak bosan mengunjungi sopo belajar Lontung usai sepulang sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com