Doa Dalam Satu Bidikan, Tera Raih Perak di Cabor Menembak Asian Games

PALEMBANG, KOMPAS.com - Muhammad Sejahtera Dwi Putra salah satu atlet nasional cabang olahraga (Cabor) menembak 10 meter tak menyangka bisa mendapatkan medali perak ketika berlaga dalam Asian Games 2018 di Palembang, Sumatera Selatan.

Tera, sapaan akrab pemuda kelahiran Jakarta 13 April 1997 ini mengatakan, banyak para atlet menembak dari negara Asia yang menjadi pesaing ketetat ketika pertandingan berlangsung, seperti China, Korea Selatan, Korea Utara dan Vietnam.

Empat negara tersebut menurutnya memiliki skill yang tinggi setiap membidik target. Terlebih lagi jam terbang mereka yang sudah terlampau jauh dibandingkan dirinya.

Namun, semangat dari orangtua serta latihan fisik yang rutin dilakukan mampu mengimbangi para pesaing kuatnya tersebut hingga akhirnya bisa mendapatkan medali perak.

Baca juga: Tangis Penjual Air Isi Ulang saat Tahu Anaknya Raih Medali Emas di Asian Games 

Tera bercerita, pada saat pertandingan berlangsung tak henti-hentinya ia berdoa untuk mendapatkan kemudahan selama memegang senjata. Begitu juga sebelum bertanding, ia sempat menelpon kedua orangtuanya untuk di doakan agar pertandingan berlangsung lancar.

“ Setiap membidik saya selalu berdoa, dan hasilnya cukup memuskan saya mendapatkan perak,” kata Tera, Rabu (29/8/2018).

Sesi latihan menjelang persiapan Asian Games pun sudah dilakukan Tera sejak Januari lalu. Mahasiswa Fakultas Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tersebut hampir setiap hari melakukan latihan baik fisik maupun tehnik yang dibimbing langsung oleh Masruri sebagai pelatih menembak running target Asian Games.

 “Kemenangan ini untuk orangtua saya, terimakasih sudah memberikan dukungan. Ketika bertanding hanya ada abang saja yang ke Palembang, ibu dan ayah tidak sempat datang,” ujarnya.

ISTIMEWA Muhammad Sejahtera Dwi Putra salah satu atlet nasional cabang olahraga (Cabor) menembak 10 meter Asian Games yang mendapatkan medali perak.

Tertarik menembak karena tak ada saingan

Ketertarikan cabang olahraga menembak sendiri, mulai digeluti oleh Tera sejak awal masuk kuliah di UNJ. Dimana ketika itu ia melihat berbagai cabang olahraga lain seperti sepak bola memiliki banyak saingan. Sehingga memilih menembak.

“Karena di tempat kuliah jurusan olahraga saya jadi ambil menembak saja, karena saingannya sedikit. Kalau sepak bola banyak saingan berat-berat semua,” kelakar Tera.

Baca juga: Kisah di Balik Prestasi 5 Atlet Indonesia, dari Menjadi Buruh Cuci hingga Tukang Lipat Parasut 

Tera pun sempat dua kali mendapatkan medali perunggu dengan membawa nama Indonesia. Pada 2017 dia mendapatkan perunggu di kejuaraan menembak Jerman dan 2018 mendapatkan perunggu di Ceko.

Latihan mepet

Sementara itu, Masruri pelatih menembak timnas Asian Games menambahkan, sebetulnya cabor menembak sendiri tak diberikan target oleh pemerintah.

Namun, sebagai pelatih menembak Masruri semaksimal mungkin berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada negara.

“Dari pemerintah menembak memang tidak diberi target, tapi kita pelaku dari insan olahraga ingin semaksimal mungkin, supaya kita menjadi salah satu dari sejarah untuk bangsa, itu kan acuannya kita kesana,” kata Masruri.

Baca juga: Pesan Ibu untuk Jafro, Atlet Paralayang Peraih Emas, Jangan Salah Langkah, Jaga Matanya (4) 

Sejak memulai pelatnas pada Januari hingga pelaksanaan Asian Games berlangsung menurut Masruri masih terbilang mepet. Berbeda dengan negara lain yang hampir tiap hari berlatih meskipun tidak ada mengikuti event olahraga.

“Kalau kita kan biasanya kalau mau ada event besar, misal Sea Games atau Asian Games baru latihan. Tapi kalau negara luar itu tiap hari latihan walaupun nggak ada event, bedanya disitu,” ujarnya.